Bach juga menambahkan dari sudut pandangnya, game dengan tema pembunuhan bertentangan dengan nilai olimpiade dan tidak dapat diterima.
Meskipun ada pendapat bahwa olahraga di olimpiade juga sebagiannya menjalankan kekerasan, seperti tinju, gulat, dan karate, tetapi Bach juga memiliki pandangan tersendiri mengenainya.
Menurut Bach, setiap olahraga bertempur memiliki akar dari pertarungan sungguhan, tetapi olahraga adalah ekspresi beradab dari kegiatan tersebut.
Baca Juga : Harga Xiaomi Redmi 6 dan 6A Mirip Banget Redmi 5 dan 5A, Mana yang Bakal Menghilang?
Sedangkan untuk game di dalam esports, mereka memperlihatkan secara visual dan brutal kekerasan tersebut, tanpa adanya filter.
Itu sebabnya Bach mengatakan sebelumnya bahwa esports harus berubah terlebih dahulu, sama seperti dari pertarungan sungguhan menjadi olahraga, barulah akan ada kesempatan ia menyetujuinya.
Melihat pendapat yang keras dari President IOC tersebut, maka game dengan kekerasan visual seperti StarCraft 2, League of Legend, DOTA 2, dan Overwatch tidak bisa masuk ke olimpiade.
Sedangkan game tanpa kekerasan, seperti Hearthstone memiliki kesempatan untuk masuk; sayangnya esports yang digemari dan populer justru memiliki kekerasan secara visual.(*)