Pada beberapa kasus, oknum penipu juga bisa mengelabui konsumen commerce dengan mengajak pembeli melakukan transaksi nonresmi via fitur chat.
Modus tersebut dilakukan lantaran e-commerce baru akan mencairkan uang dari pembeli ke penjual setelah transaksi berhasil, sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan penipuan.
Salah satu konsumen yang pernah mengalami pengalaman ini adalah Dini (28) pada 2018. Ia mengaku tergiur dengan ajakan bertransaksi di luar e-commerce saat membeli smartphone keluaran terbaru.
Menurut sang penjual, smartphone yang diinginkan Dini bisa sampai lebih cepat asalkan ia mengirim uang down payment (DP) terlebih dahulu ke rekening sang penipu.
“Awalnya lihat iklan di e-commerce. Ketika ditanya, penipu ini bilang smartphone yang saya mau bisa langsung dikirim oleh kurir toko dalam waktu satu jam, asalkan transfer dulu DP 50 persen,” ujar Dini.
Untuk meyakinkan Dini agar segera membayar, sang penipu juga mengatakan bahwa unit yang tersedia hanya tersisa satu. Karena takut kehabisan alias FOMO, Dini tanpa ragu langsung mentransfer sejumlah uang ke nomor rekening tersebut.
“Waktu itu, panik karena takut kehabisan. Enggak pikir panjang, saya transfer saja uangnya. Setelah itu, dikirim foto paketnya mau dikirim ke rumah. Setelah satu jam ditunggu, penjualnya enggak balas lagi. Barulah saya sadar sudah tertipu,” ungkapnya.
Baca Juga: Daftar Lengkap Gadget dan Teknologi Pilihan dalam Nextren Editorial Choice 2022
Kemunculan virus VOMO
Kisah Dini menjadi bukti akan besarnya pengaruh FOMO terhadap keputusan dan rasionalitas seseorang, khususnya ketika membeli barang yang diinginkan.
Bagi Anda yang gemar membeli gadget, media sosial juga sedang dihebohkan dengan peredaran virus VOMO. Kabarnya, virus ini menjadi ‘angin surga’ bagi para pencinta gadget.
Meski begitu, tim Nextren masih belum menemukan informasi lengkap tentang arti maupun konsep dari tren ini. Ikuti terus perkembangan fenomena VOMO ini di Nextren!