Baca Juga: Perang Dunia 3 dengan Nuklir Bisa Terjadi Jika AS dan China Bersikeras Tentang Nasib Taiwan
Namun begitu, juru bicara Gedung Putih bersikeras bahwa ungkapan Biden itu sama sekali tidak akan mengubah kebijakan AS.
"Presiden telah berbicara sebelumnya, termasuk saat di Tokyo awal tahun ini," ucapnya.
"Kebajakan kami terhadap Taiwan tidak akan berubah. Itu benar adanya." Pungkasnya.
Namun begitu Direktur Pusat Strategi dan Keamanan Scowcroft Matthew Kroenig menjelaskan bahwa meski terkendala Undang-Undang semua kemungkinan bisa saja terjadi.
"Selama dia menjadi Presiden, kebijakan AS tetaplah membela Taiwan. Ini adalah langkah yang tepat untuk berkontribusi dalam pencegahan China." Ungkap Kroenig .
"Washington memiliki kepentingan strategis yang sangat besar dalam menjaga perdamaian, stabilitas dan ketertiban yang bebas di Indo-Pasifik." Puangkasnya.
Baca Juga: China Siaga Militer, 2 Kapal Perang AS Berlayar di Laut Taiwan!
Sebagai tanggapan, Menteri Luar Negeri China memperingatkan Biden untuk berhati hati-dengan ucapannya.
"Tak ada satupun yang boleh meremehkan tekad, kemauan teguh dan kemampuan rakyat China dalam mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorialnya." Ucapnya.
Menkipun tidak secara resmi mengakui Taiwan bukan bagian dari china, namun AS menjadi penyokong internasional paling besar untuk Taiwan.
Sebelumnya AS secara terang-terangan melakukan penjualan senjata ke Taiwan senilai 1.1 miliar pada bulan ini.