Diketahui AS saat ini hanya memproduksi 10% suplai chip semikonduktor, sedangkan sebagian besar diproduksi di Asia, terutama di Korea Selatan dan Taiwan.
Penundaan produksi chip besar-besaran yang dipicu oleh pandemi membuat produksi dari banyak manufaktur peralatan teknologi tekendala.
Hal ini juga diperkuat karena sentimen terhadap China yang semakin unggul dalam industri ini, serta ancaman mereka kepada Taiwan sebagai salah satu manufaktur chip terbesar.
Sehingga membuat investasi dan expansi produksi semikonduktor di beberapa negara seperti AS, Jepang dan Uni Eropa meningkat.
Dikutip dari The Guardian, Kedutaan Besar China di Washington sebelumnya menentang dan mengatakan rancangan undang-undang ini mengingatkan pada "mentalitas perang dingin".
Tindakan AS terhadap penjualan teknologi ini nampaknya sudah mulai memberikan dampak ke beberapa perusahaan seperti desainer chip Nvdia yang telah diberitahu pihak AS untuk tidak lagi mengekspor chip untuk pengerjaan AI ke China.