Follow Us

Dilarang China, Penambang Uang Kripto Buru-buru Kabur ke AS, Kazakhstan, Rusia

Wahyu Subyanto - Selasa, 23 November 2021 | 14:00
Alat mining crypto yang berasal dari VGA komputer

Alat mining crypto yang berasal dari VGA komputer

Nextren.com - Hingga tahun lalu, China adalah surga bagi uang kripto, dengan jumlah transaksi dan penambang kripto yang sangat besar di dunia.

Larangan China terhadap penambangan cryptocurrency pada bulan Mei 2021 lalu, telah memicu kaburnya para penambang uang kripto di China.

Selain itu, muncul perlombaan global untuk merelokasi jutaan mesin-mesin besar dan boros daya yang dipakai untuk memecahkan teka-teki kompleks demi mendapatkan bitcoin.

Sebanyak 14 perusahaan penambangan crypto terbesar di dunia telah memindahkan lebih dari 2 juta mesin mereka keluar dari China dalam beberapa bulan setelah larangan tersebut, menurut data yang dikumpulkan Financial Times (22/11).

Baca Juga: Penambang Crypto Borong CPU AMD Ryzen, Bakal Jadi Barang Langka?

Bagian terbesar dari mesin tersebut dipindahkan dengan tergesa-gesa ke AS, Kanada, Kazakhstan, dan Rusia.

Bit Digital, salah satu perusahaan penambangan kripto terbesar yang terdaftar di AS, menyewa perusahaan logistik internasional untuk memindahkan propertinya dari China.

Mereka juga masih menunggu hampir 1.000 mesin untuk dibongkar dari dermaga di Pelabuhan New York.

“Kami memulai migrasi armada kami pada Maret 2020, yang merupakan langkah besar. Ketika larangan diumumkan, kami memiliki 20.000 penambang di China,” kata Sam Tabar, kepala strategi Bit Digital.

Namun, perusahaan tersebut terpaksa harus meninggalkan 372 mesin di China, karena telah "mencapai akhir masa pakainya".

Delapan dari 10 perusahaan publik penambang kripto terbesar yang berbasis di Amerika Utara, telah memperluas jumlah mesin mereka mereka sejak berlakunya larangan China.

Ketika larangan itu diberlakukan, perusahaan pertambangan kripto Toronto Hut8 dibombardir dengan tawaran dari penjual China yang panik, kata Sue Ennis, VP pengembangan perusahaan dan hubungan investor perusahaan.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Hot Topic

Tag Popular