Selain itu, layanan ini juga menjembatani pengguna dengan agen atau supplier, agar ekosistem usaha tetap terpelihara.
“Kami menyebut pengguna aplikasi Qasir dan Mitra Qasir sebagai “pedagang”. Pedagang yang dimaksud adalah pengusaha warung atau toko kelontong yang menggunakan aplikasi Qasir Mikro secara aktif untuk memesan barang, yang pada umumnya adalah pelaku UKM,” Jelas Michael.
Sedangkan bagi mitra pedagang yang tengah bergabung dan menggunakan Qasir mikro sudah berjumlah 7.000 merchant di Indonesia.
Baca Juga: Biar Tak Kebobolan, Atur Keuangan Harian Pakai 3 Aplikasi Ini
Michael menjelaskan, penggunaan layanan ini cukup mudah yakni pengguna hanya perlu melakukan registrasi lewat website www.qasir.id dengan memasukkan data toko, memasukkan data produk yang dimiliki, lalu sudah bisa mulai jualan dan menggunakan semua fitur pencatatan usaha secara gratis.
Selain itu, pengguna juga bisa menikmati fasilitas digital payment dan pembiayaan usaha yang disalurkan oleh fintech yang sudah bekerjasama dengan Qasir.
Meskipun layanannya tidak dipungut biaya, ia mengatakan sumber pemasukan bagi start up itu melalui penjualan alat atau perangkat seperti cash drawer, alat kasir, kertas roll kasir, dan live training yang bisa di beli melalui Tokopedia dan Bukalapak.
Kisaran harga mulai dari Rp 3,5 juta sampai Rp 6 juta untuk mendapatkan paket lengkap layanan kasir.
Baca Juga: Mulai Rp 100 ribu, UKM Bisa Kelola SDM dan Keuangan Secara Digital
“Selain itu kita juga kenakan MDR digital payment dari jumlah transaksi merchant sekitar 1,6 - 2,2%,” tambahnya.
Dengan perkembangan yang semakin pesat dengan kehadiran layanan Qasir ini, Michael tak hanya bekerja sama dengan para agen grosir atau kelontong saja.
Mereka juga merambah hingga ke industri hulu seperti nelayan dan petani, yang bisa memudahkan mereka mendistribusikan penjualan laut dan hasil tani.