Follow Us

Hadapi Tantangan Berat, Indosat Beri Standar Tinggi ke Karyawan Tapi Tak Mau PHK

Wahyu Subyanto - Selasa, 13 November 2018 | 17:21
Indosat Ooredoo
Tekno Kompas

Indosat Ooredoo

Nextren.com - Tantangan di industri telekomunikasi makin berat, seiring perubahan perilaku masyarakat yang banyak mengakses dunia digital.Hal itu juga dialami oleh Indosat Ooredoo yang tahun ini kinerjanya agak menurun, dan baru saja ditinggal oleh Direktur Utamanya, Joy Wahjudi.Kini, di bawah Dirut dan CEO baru yaitu Chris Kanter, Indosat melakukan perombakan besar-besaran terhadap prioritas utamanya, yaitu people alias karyawan.Chris Kanter sendiri mengklaim bahwa induk Ooredoo di Qatar bakal membawa belanja modal USD 2 milyar (sekitar Rp 30 triliun) dalam 3 tahun ke depan, untuk ekspansi jaringan dan perbaikan kinerja Indosat Ooredoo ke depannya.

Baca Juga : Kendalikan TV Pakai Gelombang Otak Bakal Terwujud Lewat Teknologi SamsungSerangkaian rencana strategis segera disusun untuk membawa Indosat berlari kencang, untuk memperbaiki kinerjanya yang menurun pasca kewajiban registrasi prabayar.Irsyad Sahroni, Director & Chief Human Resources Officer Indosat Ooredoo, memaparkan perubahan besar-besaran yang sedang dilakukan Indosat saat ini, dalam kaitan Ultah Indosat ke-51 di Jakarta (12/11/2018).Karyawan Lama dan BaruSelain persaingan dari luar, sebenarnya Indosat memang sedang menghadapi tantangan berat dalam hal sistem sumber daya manusia.Sebagai perusahaan yang sudah berumur 51 tahun, Indosat tentu saja punya sangat banyak karyawan yang sudah berumur.Secara bercanda, pihak internal Indosat malah punya guyonan sendiri untuk karyawan generasi lama atau berumur ini.

Baca Juga : Google Pixel 3 Dilaporkan Alami Overheating Hingga Hape Mati Sendiri

Sudah wajar jika karyawan generasi lama ini punya cara kerja dan mindset yang berbeda dengan pekerja muda, kaum milenial yang baru masuk belakangan.Menurut Irsyad Sahroni, saat ini komposisi karyawan milenial ada sebanyak 30 persen, dan sisanya tentu saja karyawan generasi lama tadi.Komunikasi dan pembentukan tim kerja antar dua generasi ini tentu perlu diberikan strategi khusus.Pasalnya, Indosat di bawah manajemen baru ingin mengajak seluruh karyawan untuk lari 'sprint', bukan hanya jogging, untuk mengejar peningkatan kinerjanya.

Baca Juga : Stop Operasikan Hape dengan Menunduk Secara Terus Menerus, Berbahaya!Division Head Talent Acquisition Indosat Ooredoo, Bimas Abimanyu, dalam acara tersebut mengatakan bahwa dia punya strategi tersendiri untuk 'mengawinkan' dua generasi ini.Dari para karyawan senior, Bimas mengambil wisdom (kebijaksanaan) dalam menyelesaikan segala masalah yang muncul.Sedangkan dari generasi milenial, Bimas bisa mengambil ide-ide segar dan semangatnya.Menurut Irsyad Sahroni, faktor internal dan eksternal mempengaruhi kinerja Indosat Ooredoo tahun ini.

Baca Juga : Waspadalah, Ada Malware Pintar Yang Bisa Sembunyi Dan Hapus Jejaknya

Kondisi Indosat tahun ini dikatakan Irsyad Sahroni sangat menantang, karena berbagai hal.Hambatan itu adalah pendapatan dari produk sangat tertekan, kebijakan registrasi kartu, market mengalami penurunan yang sangat signifikan. Irsyad Sahroni juga mengakui kualitas dan jumlah jaringan (BTS) kurang kompetitif dibanding pesaingnya.Menurut Irsyad, problem pertama yang harus dipecahkan adalah mengakui kekurangan dan adanya 'missed opportunity' yang dialami selama ini, yang akan menjadi pusat strategi transformasi.

Baca Juga : Samsung Percaya Diri Bakal Produksi Hape Lipat Hingga 1 Juta Unit

 (Kiri ke kanan) Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Turina Farouk, Director & Chie
way

(Kiri ke kanan) Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo, Turina Farouk, Director & Chie

Jika karyawan tidak merasakan pengalaman karir dan pengalaman belajar yang baik di Indosat, maka semua program transformasi tidak akan bisa jalan.Jadi fokusnya adalah memperbaiki cara pandang karyawan sendiri di dalam.Harapannya, karyawan bisa merasa telah menghabiskan waktu dan karir di tempat yang tepat.Perubahan sudah dialami karyawan baru dari generasi milenial, Employee Development Officer Indosat Ooredoo, Rachel Olivia.

Baca Juga : Indonesia Duduki Posisi 3 Terbawah Kualitas Video Streaming Pakai Hape

Sebagai karyawan yang berasal dari magang lalu menjadi karyawan tetap, ia merasakan ide-ide dan inisiatifnya bisa diterapkan dengan lancar.Inisiatif dan event yang diterapkan juga diklaim Rachel mengikuti tren terbaru.Fokus lain bagi para manajer adalah setiap manajer di Indosat harus menjadi HR manager, bukan hanya bicara target dan strategi di bidangnya saja.Indosat juga menghadapi situasi saling bajak karyawan, terutama untuk kemampuan yang sulit dikembangkan.

Baca Juga : Awas, Lisensi Windows 10 Pro Bisa Hilang Karena Munculnya BugSecara umum, Indosat sendiri punya angka turn-over (perpindahan) karyawan sekitar 4 - 5 persen per tahun.Namun di bagian sdm level atas atau top level, angka turn over jauh lebih tinggi, hampir mencapai 8 persen.Angka turn over itu ingin dibalik oleh tim baru Indosat, yaitu bagaimana caranya membuat total turn over lebih tinggi dari 4 persen , tapi turn over top level lebih rendah dari 8 persen.Jawabannya adalah dengan memberikan standar kinerja yang tinggi.Tapi jika hanya menawarkan gaji tinggi, menurut Irsyad tak akan berhasil.

Baca Juga : Robot Buatan Alibaba Kini Gantikan Peran Pelayan Restoran Di Shanghai

Indosat ingin memberikan gaji yang kompetitif, tapi tak ingin memberikan gaji yang tertinggi.Menurut Irsyad, gaji tertinggi hanya akan diberikan oleh perusahaan yang sedang bertahan hidup.Kemungkinan PHKPerubahan strategi SDM ini tentu saja bakal membawa perubahan penilaian bagi tiap karyawan, dengan menerapkan standar kinerja yang sangat tinggi.Dalam strategi baru, Indosat bakal memberikan target per individu lewat KPI (Key Performance Indikator).Jika KPI tidak terpenuhi, maka karyawan bisa dipindahkan atau diminta mundur.

Baca Juga : Robot Buatan Alibaba Kini Gantikan Peran Pelayan Restoran Di ShanghaiTiap manager diberikan kuasa untuk menentukan langkah apa saja untuk mencapai target.Jika misalnya timnya belum sesuai, maka HR akan membantu menentukan formasi tim terbaik, termasuk siapa saja yang bisa diajak 'lari kencang'.Pasti akan ada karyawan yang tidak bisa mengejar standar dan terseok-seok, tapi diharapkan semua bakal bisa 'lari' lebih cepat dari biasanya.Jika ada individu yang tidak bisa mengikuti kecepatan tim, maka bisa jadi karyawan tersebut akan dipindahkan untuk diganti orang lain yang lebih cocok.

Baca Juga : Ini Bocoran Samsung Galaxy M, Segera Hadir Dengan Kode Berbeda

Bahkan jika target individu tak tercapai, maka bisa berujung pada pengunduran diri.Apalagi dalam transformasi SDM ini, Indosat tidak percaya bahwa untuk meningkatkan kinerja bisnis adalah dengan PHK masal.Indosat lebih memilih proses pengurangan karyawan secara alami, misalnya karena mengundurkan diri atau berhenti karena tidak bisa memenuhi standar yang ditetapkan.Menurut Irsyad, yang terpenting adalah setting terhadap standarnya yang jelas dan fair.Waktu PerubahanNamun berapa lama perubahan besar-besaran itu bakal terasa?Irsyad Sahroni berharap, secara internal seharusnya kwartal tahun 2018 ini para manager sudah bisa terbiasa menerapkan cara-cara dan mindset baru tersebut.

Baca Juga : Peringati Hari Ayah, Berikut Ini Deretan Film yang Wajib DitontonSaat ini sudah ada perubahan fundamental dalam memposisikan para manager menjadi HR manager untuk timnya.Sementara untuk semua karyawan, awal tahun depan diharapkan semua karyawan sudah merasakan transformasi SDM yang dilakukan.Sementara untuk pelanggan, perubahan diharapkannya bakal segera terasa, seiring dengan perubahan besar-besaran yang sedang dilakukan di dalam Indosat. Managed ServiceIrsyad juga bicara tentang strategi lain seperti strategi managed service (outsourcing divisi tertentu), yang banyak dilakukan oleh operator lain.Menurut Irsyad, managed service memang bisa membuat kinerja lebih efisien dan merupakan kenyataan yang tak bisa dihindari.Namun, Indosat akan berhati-hati dalam hal ini, dengan melakukan review secara terus menerus mana yang lebih efisien dan aman dalam jangka pendek dan panjang.Mereka tidak mau keputusan sebuah bagian sudah diputuskan managed service tapi nantinya kembali ditarik untuk dikerjakan sendiri karena merasa dibutuhkan lagi. (*)

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest