Follow Us

Spyware Canggih dari Israel Yang Berbahaya Telah Menyebar ke 45 Negara, Sampai Indonesia?

Wahyu Subyanto - Kamis, 08 November 2018 | 17:20
Ilustrasi Spyware Pegasus
PSafe

Ilustrasi Spyware Pegasus

Nextren.com- Saat ini, sebagian besar umat manusia sudah terhubung ke internet lewat berbagai macam cara.Di satu sisi, hal itu menguntungkan dan membuat segalanya menjadi lebih mudah, lebih cepat dan lebih efisien.Namun di sisi lain, para penjahat online bisa menyerang lintas negara dengan mudah.Begitu pula mereka yang ingin menyadap informasi dari seseorang, kini bisa dilakukan lebih mudah hingga ke seluruh dunia.

Baca Juga : Pamer Tinja Di Depan Mahasiswa, Bill Gates Jelaskan Proyek TerbarunyaSalah satunya lewat Spyware Pegasus, sebuah aplikasi mata-mata buatan Israel yang sangat canggih dan kuat.

Pegasus menjadi alatspionase yang bisa dipakai oleh institusi sebuah negara untuk memata-matai orang tertentu, misalnya untuk alasan keamanan nasional atau politik.Bahkan Pegasus ini disebut sebagai aplikasi spyware seluler paling kuat di dunia.

Menurut informasi dari perusahaan intelijen keamanan Lookout, aplikasi spyware Pegasus Android memiliki beberapa fitur canggih, di antaranya : - Pegasus mampu mengambil data dalam jumlah besar- Pegasus mampu mencuri pesan dan catatan panggilan dari WhatsApp, Facebook, Twitter, Skype dan Gmail- Pegasus juga bisa mengontrol kamera dan mikrofon, serta melakukan keylogging dan mengambil screenshot- Pegasus bisa dikontrol melalui SMS dan merusak diri sendiri jika diperlukan

Pegasus, spyware yang terkenal itu menargetkan iPhone dan perangkat Android, dan diduga telah menyusup ke 45 negara di seluruh dunia.Sebanyak enam dari negara-negara itu telah menggunakan malware pengintai di masa lalu untuk menyalahgunakan hak asasi manusia, demikian dinyatakan sekelompok peneliti, seperti dilansir dari threatpost.Para peneliti dari The Citizen Lab, telah memindai internet dalam proyek besar-besaran yang berlangsung antara tahun 2016 dan 2018.

Baca Juga : Maniak Game Pokemon Go, Kakek Ini Pakai 11 Hape untuk Berburu Monster

Mereka mengendus-endus server yang terkait dengan spyware mobile Pegasus.Pegasus ini dikaitkan dengan perusahaan NSO Group yang berbasis di Israel, dan ditawarkan pada pengguna kelas negara di seluruh dunia.“Jumlah server Pegasus yang kami deteksi dalam scan kami menggelembung dari sekitar 200 pada tahun 2016, menjadi hampir 600 pada tahun 2018.""Ini mungkin merupakan indikasi bahwa NSO Group sedang meningkatkan operasi mereka,” Bill Marczak, peneliti senior di The Citizens Lab dan para peneliti di tim, mengatakan kepada Threatpost.

Baca Juga : Dua Solusi Penyimpanan Data Via Jaringan Terbaru Dari Synology

Ilustrasi Hacker
Tech - ThaiVIsa

Ilustrasi Hacker

Malware telah aktif sejak Agustus 2016 ketika ditemukan bahwa NSO Group menjual spyware mobile kepada pemerintah dan pihak ketiga yang menginginkan kemampuan pengawasannya.Pegasus bisa membaca teks, melacak panggilan, mengumpulkan kata sandi, melacak lokasi ponsel dan mengumpulkan data dari aplikasi korban.Pegasus umumnya menyebar melalui link mengeksploitasi yang dibuat khusus (melalui teknik phishing).Saat link diklik, akan memberikan rangkaian eksploitasi dengan cepat untuk menembus fitur keamanan di telepon.

Baca Juga : Samsung Buktikan Hape Lipat Buatannya Bukanlah Sekedar Gimmick Belaka

Laporan terbaru Citizen Lab bahkan menunjukkan bahwa Pegasus telah berkembang lebih luas.Bahkan muncul tuduhan bahwa hal itu digunakan oleh negara-negara tertentu untuk menargetkan hak asasi manusia.Hal itu termasuk perluasan penggunaan Pegasus di negara-negara Dewan Kerjasama Teluk di Timur Tengah, terutama untuk melacak para pembangkang, seperti aktivis UAE Ahmed Mansoor, yang menjadi sasaran oleh spyware pada tahun 2016; dan staf Amnesty International dan aktivis Saudi pada Juni 2018.Bahkan Edward Snowden juga baru saja menyatakan bahwa wartawan Jamal Khasoggi yang terbunuh di Turki, juga dimata-matai aktifitasnya dengan spyware Pegasus ini.

Baca Juga : WhatsApp Palsu Ini Berhasil Tipu Google Play dan Satu Juta Pengguna

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest