Follow Us

Bahaya Ransomware 2023 : Tak Ada Satupun Antivirus di Dunia Yang Bisa Melindungi

Wahyu Subyanto - Kamis, 11 Mei 2023 | 09:58
Ilustrasi serangan ransomware yang menjadi masalah siber Indonesia.
iStockphoto

Ilustrasi serangan ransomware yang menjadi masalah siber Indonesia.

Nextren.com - Pertempuran antivirus melawan virus / malware ibarat pertempuran antara kebaikan dengan kejahatan, antara penegak hukum dengan pelanggar hukum.

Dan harus disadari bahwa teknologi ibarat pistol yang dapat digunakan sesuai kemauan pemakainya. Dapat digunakan untuk melakukan melanggar atau menegakkan hukum.

Ketika penegak hukum berhadapan dengan pelanggar hukum, tidak ada jaminan kalau penegak hukum akan menang, yang menang adalah yang paling pintar memanfaatkan teknologi.

Hal ini terlihat dari maraknya group ransomware memanfaatkan perkembangan teknologi sehingga keberadaan mereka sulit dilacak oleh penegak hukum.

Adanya uang kripto, enkripsi dan TOR (the onion router) memberikan kondisi yang sempurna untuk aksi kejahatan pemerasan.

Pelaku memanfaatkan teknologi, dengan menyamarkan jejaknya lewat TOR yang akan mengenkripsi data penting korbannya dengan teknologi enkripsi. Lalu pelaku akan meminta uang tebusan yang harus dibayar dengan mata uang kripto, sehingga sulit dilacak pihak berwenang.

Baca Juga: Geng Ransomware LockBit Masih Beraksi Bocorkan Data Curian Perusahaan

Bahkan ketika korbannya menolak membayar uang tebusan, mereka kembali menggunakan TOR untuk mempublikasikan dan menyebarkan data sensitif dari korbannya ke publik.

Saat Ransomware menjalankan aksinya, akan berusaha semaksimal mungkin mengenkripsi data penting, backup dan sistem penting yang bertujuan mengganggu jalannya perusahaan.

Maka mau tidak mau korbannya akan membayar uang tebusan yang diminta, demi kelangsungan operasional perusahaan.

Jika layanan perusahaan terhenti dengan down time yang tidak wajar - dimana seharusnya maksimal hanya down beberapa jam tetapi ternyata mengalami gangguan sampai lebih dari 1 hari kerja - maka patut dicurigai adanya hal yang sangat serius terjadi pada layanan tersebut. Salah satu kemungkinan di era digital ini adalah karena aksi ransomware. Penegak hukum bukan tidak menjalankan tugasnya dalam menangkap dan mengidentifikasi ransomware. Tetapi karena adanya keuntungan menggiurkan dari bisnis ransomware ini membuat banyak pihak berlomba memanfaatkan ransomware guna mendapatkan keuntungan finansial.

Banyak organisasi pembuat ransomware yang berhasil dilacak dan dihentikan aksinya, seperti Hive yang baru-baru ini berhasil diidentifikasi dan dihentikan oleh FBI, bekerjasama dengan Europol dan penegak hukum lain.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest