Nextren.grid.id - Polemik yang dialami aplikasi TikTok di Amerika Serikat (AS) kembali mencuat dengan berita terbaru yang membuatnya sangat dilematis.
Melansir dari The Verge,Pemerintahan Joe Biden dilaporkan menuntut agar TikTok dijual dari perusahaan induknya di China, ByteDance, atau menghadapi kemungkinan diblokir. (16/3/2023)
Opsi pengalihan kepemilikan perusahaan ini dikarenakan adanya klaim bahwa semua data pengguna AS berada di China.
Tentunya kecurigaan ini semakin meningkat di saat tensi geopolitik kedua negara sedang meningkat.
Melansir dari Wall Street Journal, Developer aplikasi yang juga dijuluki Douyin itu telah membantah klaim bahwa data pengguna selama ini disimpan di China. (15/3/2023)
Bahkan perusahaantelah menawarkan kesepakatan dengan pemerintah AS untuk menutup operasi AS dari ByteDance guna mengurangi kekhawatiran terkait keamanan nasional.
Baca Juga: Pemerintah Inggris Khawatir dengan TikTok, Mau Blokir Aplikasi?
Namun, negosiasi antara TikTok dan pemerintah AS dikabarkan telah terhenti pada bulan Desember dan masa depan kesepakatan tersebut belum pasti sampai saat ini.
Ancaman Gedung Putih ini merupakan eskalasi dari larangan terbatas dan undang-undang yang tertunda beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, pemerintahan Biden mengatakan bahwa badan-badan federal di Amerika Serikat memiliki waktu 30 hari untuk menghapus TikTok dari perangkat pemerintah.
Bahkan pembatasan serupa juga telah menyebar di puluhan negara bagian sebagai bentuk dari kecurigaan terhadap aplikasi tersebut.