Terlebih saat ini konteks krisis iklim global yang menjadi perhatian publik menjadi terkait dengan masalah limbah elektronik.
Memastiakn produk yang digunakan memiliki masa pakai yang panjang dan tidak mudah dibuang akan menjadi keunggulan jika Nokia ingin membawa isu lingkungan.
Terlebih masalah baterai yang mungkin banyak dialami oleh pengguna smartphone di dunia.
Baca Juga: Nokia C12 Resmi Hadir dengan Android 12 Go Edition dan Layar 6,3 inch
Namun sebenarnya Nokia bukanlah brand pertama yang mendukung perbaikan smartphone secara mandiri.
Fairphone, perusahaan asal Belanda pernah membuat ponsel modular yang memiliki jejak lingkungan yang lebih kecil.
Tak hanya itu, iPhoe juga mendukung orang -orang yang ingin menangani perbaikan secara mandiri pada iPhine mereka.