Nextren.com - Beberapa waktu belakangan, sempat ramai perbincangan di antara rekan-rekanan seniman visual.
Obrolan mereka tidak lepas dari sebuah sistem komputerisasi menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI) atawa kecerdasan buatan, yang mampu menghasilkan "apapun" sesuai dengan perintah melalui text command.
Sebenarnya, Artificial Intelligence (AI) atawa kecerdasan buatan tersebut, sudah menjadi bahasan hangat sejak belasan tahun silam. Kala itu, teknologi AI masih berupa prototipe yang dikembangkan dalam industri teknologi dan informatika.
Dua tahun terakhir, banyak kita temui visual yang dihasilkan (generated) menggunakan aplikasi berteknologi AI, maupun yang berbasis web.
Tidak sedikit kalangan selebrita yang turut mengubah foto wajahnya dengan avatar lucu hasil AI, lalu mempostingnya di media sosial.
Baca Juga: Bill Gates Sebut ChatGPT Bisa Jadi Guru Sampai Penyair, Ancam Manusia?
Mereka mulai asyik dengan aplikasi-aplikasi tersebut, lalu mengunggahnya di Facebook, Instagram, Tiktok, bahkan menjadikan hasil AI tersebut untuk foto profil.
Beberapa aplikasi mobile yang banyak digunakan untuk membuat avatar berbasis AI, antara lain Lensa, PicsArt, Wombo AI, VOI, AI Art Generator, dan masih banyak lagi.
Seketika, jaringan media sosial warga +62 pun turut dipenuhi dengan postingan-postingan visual yang dihasilkan oleh AI.
Selain apps yang telah disebutkan di atas, kehadiran Midjourney juga cukup menghebohkan ranah seni visual, Midjourney merupakan sebuah generative artificial intelligence (GAI) yang mampu menghasilkan visual hanya dari sebuah perintah dari teks yang kita input (text command dan prompt).
Saat ini, Midjourney telah memiliki komunitas yang boleh dibilang sangat besar di forum Discord.
Melihat viralnya Midjourney dengan beragam visual AI yang penuh kejutan, Google pun akhirnya memperkenalkan Imagen yang mampu meng-generated teks menjadi visual. Selain itu, Dall-E besutan dari OpenAI pun memperkenalkan teknologi GAI.