Ia juga menambahkan bahwa masih ada kesalahan dimana sebagian teks yang ditulis manusia dianggap ditulis oleh AI.
"Sementara dalam mengidentifikasi teks yang ditulis oleh manusia, 9% teks yang secara tidak tepat dicap sebagai teks yang ditulis oleh AI (false positive),"
Selain itu, alat tersebut juga masih terbatas untuk teks yang berjumlah 1.000 karakter.
Bahkan, alat ini juga masih terbatas untuk teks yang berbahasa Inggris dan tidak merekomendasikan penggunaan untuk bahasa lain.
Kendati demikian, OpenAI yakin bahwa pihaknya dapat membenahinya dan memaksimalkan potensi alat ini.
Perusaan juga mengatakan telah bekerjasama dengan para pengajar untuk menyempurnakannya agar bisa mendeteksi tulisan buatan manusia lebih akurat.
Selain sang kreator, Universitas Standford juga sempat membuat sebuah alat pendeteksi tulisan ChatGPT yang bernama DetectGPT.
Hal ini dilakukan untuk mencegah mahasiswanya menggunakan chatbot untukmembuat paper maupun artikel ilmiah.
Baca Juga: 3 Cara Menghasilkan Uang Lewat Situs AI, Mudah dan Makin Cuan!
Selain di dunia pendidikan, beberapa perusahaan berita seperti CNET juga telah menggunakannya untuk menulis beberapa artikel keuangan.
Jadi langkah perusahaan untuk menciptakan penawar perkembangan teknologi teks generator buatannya sendiri adalah sebuah langkah baik.
Sehingga, kondisi perkembangan AI yang diprediksi akan semakin besar di tahun 2023 tidak akan menggusur eksistensi manusia di masa depan.