Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina telah memasukbulan ke-8 dengan peningkatan eskalasi konflik di Ukraina Timur.
21 September lalu, Presiden Rusia memerintahkan pengiriman 300.000 tentara untuk menuntaskan perang Rusia dan Ukraina.
Pengiriman 300.000 tentara ini menandai peningkatan intensitas keterlibatan langsung Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Baca Juga: 7 Senjata Mengerikan Rusia, Bisa Bikin Tsunami Hingga Rudal Nuklir Berjangkauan 11 Ribu Mil
Mobilisasi ratusan ribu tentara Rusia dibarengi dengan rencana penggunaan senjata nuklir.
Kepala Dewan Keamanan Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa setiap senjata di gudang senjata Moskow, termasuk senjata nuklir, dapat digunakan untuk mempertahakan wilayah Rusia.
Medvedev menegaskan, penggunaan senjata nuklir ini juga akan berlaku di wilayah Ukraina yang kini diduduki Rusia seperti Donetsk dan Luhansk.
Artinya, Rusia akan secara terbuka menggunakan senjata nuklir jika Donetsk dan Luhansk dalam kondisi tertekan dalam perang.
Hal ini menyusul keputusan gerakan seperatis Donbas yang tengah mengusahakan referendum untuk bergabung sebagai wilayah negara Rusia.
"Republik Donbas (Donets dan Luhansk) dan wilayah lainnya akan diterima di Rusia," ujar Medvedev sebagaimana dikutip dari Reuters.
"Rusia telah mengumumkan bahwa tidak hanya kemampuan mobilisasi, tetapi juga setiap senjata Rusia, termasuk senjata nuklir strategis dan senjata berdasarkan prinsip baru dapat digunakan untuk perlindungan wilayah tersebut," sambungnya.
Medvedev mengeluarkan pernyataan agresif ini setelah Vladimir Putinmemerintahkan mobilisasi 300.000 pasukan ke Ukraina.