Jurnalis Afganistan Abdulhaq Omeri menyatakan bahwa langkah ini bukan hanya mengenai moral semata.
"Orang-orang mengkritik tindakan pemerintah Taliban dalam video langsung dan klip pendek," ucap Omeri.
"Dengan melarang TikTok, Taliban jelas ingin menghentikan mereka." ungkapnya.
Banyaknya pengguna dua aplikasi ini, membuat ia tidak yakin pemerintah Afganistan akan mampu melakukan pemblokiran ini dengan lancar.
"Mustahil Taliban bisa sukses dalam memblokir TikTok dan PUBG." Pungkasnya.
Walaupun begitu, pada prakteknya Taliban nampak sangat serius untuk menegakkan aturan ini.
Baca Juga: Facebook Blokir Informasi Terkait Taliban, Gimana Twitter dan YouTube?
Dilansir dari Hindustan Times, Menteri Komunikasi Taliban Najibullah Haqqani menerangkan bahwa mereka sudah memblokir setidaknya 23,4 juta situs web karena dianggap tidak bermoral. (20/9/2022)
"Kami telah memblokir 23,4 juta situs web. Meraka mengubah halamannya setiap saat. Jadi, ketika anda memblokir saru yang lainn justru aktif," ungkapnya Haqqani.
Hal ini menandai sebuah langkah yang cukup kotras dari pemerintahan Taliban yang mengatakan akan menjadi lebih moderat semenjak mengambil alih pemerintahan tahun lalu.
Namun begitu, bukan hanya di Afganistan, negara di Asia Selatan seperti di India dan Pakistan pemblokiran TikTok dan PUBG juga banyak terjadi.
Hal ini dianggap sebagai langkah sentimental yang justru banyak mendapat kritik dari rakyat negara-negara tersebut.