Nextren.com -Perang Rusia dan Ukraina terjadi di era modern yang melibatkan cyberattack untuk saling melemahkan musuh.
Sejak awal perang pada 24 Februari lalu, Rusia dan Ukraina silih berganti melakukancyberattackkepada politisi, pemimpin negara/wilayah, hingga lembaga negara.
Baru-baru ini, Rusia mengaku menerima cyberattackdari Ukraina dan negara Barat.
Baca Juga: Rusia Hancurkan Gudang Pertanian Terbesar Ukraina, Berusaha Ciptakan Krisis Pangan Global!
Dilansir dari Reuters, situs Kementerian Perumah Rusia diretas pada akhir pekan lalu.
Peretasan tersebut menyematkan tulisan "Glory to Ukraine" dalam bahasa Ukraina serta membuat situs down selama beberapa saat.
Kantor berita negara Rusia RIA mengungkapkan bahwa meski situs sempat down, tetapi data pribadi pengguna masih terlindungi.
Baca Juga: Militer Rusia Melemah, NATO Diminta Segera Rebut Ukraina dari Tangan Putin
Peretasan situs Kementerian Rusia ini ditanggapi dengan tegas oleh Moskow.
Kamis lalu (9/6), Rusia memperingatkan Ukraina, AS, dan negara Barat bahwa cyberattack terhadap infrastruktur digitalnya akan mengarah pada konfrontasi militer langsung.
Moskow mengancam tak segan-segan mengerahkan kekuatan militernya untuk membalas cyberattack yang dilakukan oleh Ukraina dan sekutunya.
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa infrastruktur penting Rusia dan lembaga-lembaga negara sedang diserang.