Nextren.com - Persaingan di paltform media sosial sangat keras. Pemain baru seperti TikTok terbukti berhasil menggerogoti pasar pemain lama seperti facebook dan Twitter.
Hal itu memunculkan praktek negatif, bahkan tak terduga, dari sang pelopor platform medsos, yaitu Facebook. Induk jejaring sosial Facebook, Meta Platforms Inc., Facebook dilaporkan menggunakan agensi digital untuk memperburuk citra TikTok di mata publik. Musababnya, diyakiini karena popularitas Facebook yang kini mulai disalip oleh TikTok.
Sepanjang 2021, media sosial berbasis video pendek buatan ByteDance tersebut dinobatkan sebagai aplikasi nomor satu yang paling banyak diunduh dan paling laris oleh beberapa firma riset pasar.
Dengan demikian, TikTok berhasil mengalahkan Facebook, Instagram, dan WhatsApp yang notabene merupakan aplikasi di bawah naungan Meta.
Baca Juga: Pemerintah Rusia Blokir Akses Twitter dan Facebook, Ini Alasannya!
Bayar Targeted Victory
Menurut laporan The Washington Post, Meta membayar agensi digital bernama Targeted Victory untuk menyebarkan kampanye negatif tentang TikTok.
Tujuan akhirnya, membuat keberadaan TikTok ditentang oleh warga AS.
Salah satu kampanye yang digalakan ialah dengan menyebutkan bahwa TikTok merupakan ancaman untuk anak-anak Amerika Serikat.
"Mimpinya adalah mendapatkan cerita dengan judul utama seperti 'Dari tarian hingga bahaya: bagaimana TikTok menjadi media sosial paling berbahaya bagi anak-anak,'" tulis staf Target Victory.
Targeted Victory sendiri awalnya didirikan oleh Zac Moffatt sebagai perusahaan konsultan digital Partai Republik.
Namun, kini, Targeted Victory secara rutin memberi "nasihat" pemasaran kepada eksekutif Facebook selama bertahun-tahun, termasuk ketika Facebook terkena skandal Cambridge Analytica setelah pemilihan umum tahun 2016.