Nextren.com - Perang Rusia dan Ukraina telah memasuki hari ke-12 dan masih belum ada tanda-tanda perdamaian dari kedua negara.
Baru-baru ini, ketegangan antara dua negara dilaporkan semakin meningkat karena Rusia menganggap bahwa NATO dan Ukraina akan menggunakan senjata nuklir.
Putin sendiri telah memerintahkan paglima militernya untuk menempatkan "pasukan penangkal" nuklir dalam siaga tinggi pada 27 Februari 2022.
Putin merasa bahwa negara-negara Barat yang tergabung di NATO telah melakukan pernyataan agresif kepada Rusia dan memungkinkan untuk menggunakan bom nuklir sebagai senjata perang.
Baca Juga: Pengusaha Rusia Tawarkan Rp 14 Miliar untuk Kepala Putin, Dianggap Bukan Presiden
Dilansir dari Reuters, media Rusia menuduh Ukraina tengah mengembangkan bom nuklir berbasis plutonium.
Tak tanggung-tanggung, ada 3 media Rusia yang memberitakan hal tersebut ke pihak publik.
Adapun ketiga media yang menuduh Ukraina mengembangkan bom buklir plutonium adalah The Tass, RIA Novoski, dan Interfax News.
Ketiga kantor berita tersebut mengatakan informasi yang mereka peroleh berasal dari perwakilan dari lembaga yang kompeten di Rusia.
Baca Juga: AS dan Polandia Akan Kirim Jet Tempur MiG-29 ke Ukraina, Ini Keunggulannya
The Tass, RIA Novoski, dan Interfax News kompak menurunkan tuduhan terhadap Ukraina pada hari Minggu (6/3/2022).
Mereka menyebutkan bahwa Ukraina telah mengembangkan bom nuklir plutonium di PLTN Chernobyl.