Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.
Nextren.com - TaniHub Group merupakan perusahaan agritech yang menginginkan kesejahteraan petani bisa berkembang lebih baik di Indonesia dengan teknologi.
Dalam memulai langkah di 2021 ini, perusahaan bertekad untuk kembangkan teknologi dalam supply chain serta dalam membantu di gudang.
TaniHub Group terdiri dari beberapa bagian yang mengurus tentang produk pertanian yang masuk disebut sebagai TaniSupply.
Rencana teknologi yang akan hadir di TaniHub ini dibicarakan langsung oleh Kelvin Wijaya, Direktur of Technology TaniHub Group via Zoom (25/2).
Baca Juga: TaniHub Memasok Hasil Tani dan Pangan ke UMKM Binaan Boost Indonesia
Direktur yang baru direkrut TaniHub itu mengatakan inovasi yang direncanakan oleh TaniHub sudah baik dan perlu ditingkatkan lagi dengan teknologi.
Ia ingin membuat TaniHub tidak sekadar perusahaan B2C atau Business to Consument tetapi B2B yaitu Business to Business.
"TaniHub selain konsumen juga menyediakan layakan untuk bisnis seperti restoran, kita ingin membuat platform untuk pebisnis ini bisa mengakses secara efisensi dan transparansi," ujar Kelvin.
Nantinya urusan pelanggan bisnis TaniHub ke platform dibuat secara digital, seperti apa contohnya? Lanjut ke halaman berikutnya.
"Kita ingin membuat konsumen B2B kita bisa mengajukan proposal dengan mudah, kita juga bisa memberikan harga khusus untuk B2B, serta proses pembayaran, proses approval," jelas Kelvin.
Selain inovasi tersebut yang lebih teknologi ialah terkait automasi atau robot yang bisa membantu TaniHub dalam proses supply chain.
Teknologi automasi selama ini digambarkan cukup baik yang dimana bisa mengurangi kecelakaan kerja.
Menurut Kelvin, dalam bagian supply dan demand ini, adalah hal yang membuat pusing.
Contoh kasusnya seperti pembelian produk yang terlalu sedikit atau banyak, termasuk waktu yang kurang tepat.
Baca Juga: TaniHub Rayakan Ulang Tahun ke 4 Dengan Diskon dan Cashback Hingga 50 Persen
Bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kerugian, kata Kelvin. Maka jika akurasi prediksi stok produk mereka bisa ditoleransi dan marginnya rendah, maka TaniHub ingin pembelian komoditas itu dilakukan oleh sistem.
TaniHub ingin memudahkan dalam penyediaan barang, artinya ada sistem yang bisa membaca stok barang akan habis atau tidak, lalu akan membelinya secara otomatis.
Inovasi lainnya yang ingin dilakukan TaniHub ialah sistem farming management yang bisa membantu petani mendapatkan insight.
Jadi petani akan bisa melihat proses tumbuhan yang mereka tanam, panennya tumbuhan mereka seperti apa hingga ke hal-hal yang mendetail.
Tentu menarik, jika petani bisa sampai tahu masalah tanamannya hingga detil. Seperti apa?
Contohnya seperti petani ingin menanam tanaman apa, maka sistem bisa merekomendasikan tanah seperti apa yang cocok, bisa dibilang prediksi sebelum mereka menanamnya.
Untuk mewujudkan inovasi teknologi ini pastinya membutuhkan dana yang besar.
Soal besarnya pendanaan ini sayangnya tidak begitu dijelaskan di TaniHub hingga inovasi teknologi ini terwujud nantinya.
Robot automasi pastinya mahal, namun bagi Kelvin dalam memulai suatu rencana terkadang memang harus membayar mahal terlebih dahulu.
Baca Juga: Waktunya Untuk Qurban, Tokopedia Berikan Akses Mudah untuk Masyarakat
"Namanya teknologi ya, pertama kali keluar pasti harganya mahal, tapi begitu volumenya sudah besar, entah dari sudut dunia yang mana pasti semua bisa jadi lebih murah," ungkap Kelvin.
Mari kita tunggu saja hingga TaniHub bisa mewujudkan langkah teknologi mereka di 2021 ini secara nyata.
(*)