Alasan mereka melakukan hal ini pun diketahui karena dapat mengurangi biaya produksi drone dan membuatnya dapat dibuang secara lebih aman dibanding limbah plastik.
Ketua tim penelitian ini pun mengatakan bahwa drone yang terbuat dari bahan bio-komposit memiliki rasio kekuatan terhadap berat yang lebih tinggi.
Selain itu bobotnya juga lebih ringan dan mudah dipakai, sehingga membuat suku cadangnya ramah lingkungan.
Baca Juga: China Segera Terjunkan Beragam Drone Tempur, Kunci Kemenangan Perang?
Lebih lanjut, drone dari serat nanas ini pun sudah diuji dengan hasil catatan mampu mencapai ketinggian sekitar 1.000 meter, dikutip dari Gizmochina.
Daya tahannya pun cukup lama karena drone tersebut diklaim bisa bertahan di udara selama 20 menit.
Peneliti pun berharap bahwa bisa meningkatkan ukuran drone dan jumlah muatan yang bisa dibawa nantinya.
Baca Juga: Pemerintah AS Kini Izinkan Drone Terbang Siang Malam Gara-gara Pandemi
Penggunaan drone ini pun dinilai dapat membantu untuk beberapa sektor seperti pertanian ataupun inspeksi udara.
William Alvisse, dari salah satu LSM yang ikut andil dalam proyek tersebut menyebut kalau drone tersebut juga bisa menjadi solusi petani yang ingin menghasilkan hasil panen yang lebih baik.
Proyek drone dari serat daun nanas ini diketahui sudah berjalan sejak tahun 2017 dan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan petani yang biasanya membuat batang serta daun buah setelah panen.