Nextren.com - FOMO adalah singkatan dari “fear of missing out” yang bearti “takut kehilangan sesuatu”.
FOMO mengacu pada kecemasan sosial yang dihadapi banyak orang ketika merasa tidak dapat mengetahui berbagai hal yang ada di jejaring sosial.
Kecemasan ini menuntut banyak orang menghabiskan besar waktu mereka untuk berjejaring secara online.
Hal tersebut mungkin saja dialami terutama pada generasi Z dan pengguna muda yang menggunakan TikTok.
Kecemasan sosial ini merupakan pengaruh yang lahir dari perusahaan teknologi besar seperti TikTok.
Baca Juga: Riset TikTok dan BCG Sebut Jenis Konten Seperti Ini Yang Disukai Pengguna
TikTok sebagai platform video pendek telah menjadi ruang revolusioner yang lebih dari sekedar menyajikan hiburan.
TikTok merupakan platform video pendek yang kontennya berisikan humor, tarian, fashion, review, tutorial, kisah hidup, bahkan juga fiksi.
Keragaman konten tersebut menggoda berbagai kalangan di dunia, terutama generasi Z, yang lahir antara pertengahan 90-an hingga awal 2000-an.
Generasi ini adalah orang orang yang lahir telah menggunakan smartphone sejak lahir, meninggalkan generasi orangtua-nya kemudian menciptakan ruang mereka sendiri di dunia teknologi.
Dengan demikian, raksasa Google bukan lagi mesin pencari yang ideal untuk mereka dan mereka lebih memilih respons audiovisual TikTok untuk menemukan apa yang mereka cari.
Baca Juga: Fitur WhatsApp Terbaru Ini Akan Hadir Khusus Untuk Mencegah Hoaks dan Misinformasi
Sebuah studi yang dilakukan oleh NewsGuard, sebuah situs yang didedikasikan untuk memverifikasi berita dan informasi yang beredar di internet, mengungkapkan bahwa hampir 20% video dari TikTok, yang muncul dihasil pencarian berisi informasi yang salah.
Studi tersebut mengungkapkan bahwa bukan hanya konten yang menjadi masalah, tetapi cara TikTok menampilkannya.
TikTok telah menyarankan istilah pencarian yang lebih kontroversial ketika sebenarnya kata kunci yang dimasukan lebih netral.
Misalnya, jika kamu mencari "perubahan iklim", TikTok akan menyarankan "perubahan iklim dibantah" atau "perubahan iklim tidak ada".
Hal yang sama terjadi dengan topik seperti vaksin melawan Covid.
Bahayanya tidak hanya terletak pada kesalahan informasi, tetapi juga pada keterbatasan kemampuan untuk mencari sumber informasi lain yang lebih andal.
TikTok mendapat kecaman dari federal AS karena praktik dan promosi konten-nya.
Mereka mengklaim bahwa ini dapat membahayakan kesehatan fisik dan mental pengguna muda.
Media sosial yang sangat populer di kalangan remaja dan anak-anak ini, dan memiliki sekitar 1,5 miliar pengguna bulanan.