Laporan Wartawan NexTren, David Novan Buana
NexTren.com - Gelombang boikot produk Huawei yang disponsori oleh Amerika Serikat ternyata tidak lantas membuat produsen smartphone raksasa ini bertekuk lutut.
Bentuk dukungan terbaru untuk membantu perusahaan raksasa di China tersebut datang dari perusahaan dan pelaku bisnis yang ada di negara tirai bambu tersebut.
Setiap karyawan yang ingin membeli produk dari Huawei akan mendapatkan subsidi atau bantuan berupa uang, mulai dari 10% total pembelian sampai100%.
Baca Juga : Diajak AS Boikot Huawei, Jerman Menolak Karena Alasan Kuat Ini
Hal ini juga dilakukan sebagai bentuk protes dari penangkapanChief Financial Officer Huawei di Kanada, yang dipaksa oleh Amerika Serikat.
Setidaknya lebih dari 20 perusahaan China mengumumkan di media sosial, bahwa mereka akan meningkatkan pembelian produk Huawei.
Dukungan tersebut juga tidak hanya datang dari perusahaan teknologi saja, melainkan juga beragam perusahaan lain sampai ke bidang makanan.
Baca Juga : Paket Kursi Game Kelas Sultan Seharga Rp 300 Juta Ini Bisa Dicoba di Mal Pondok Indah
Bahkan menurut laporan dari pemerintah regional, setidaknya ada ratusan perusahaan yang melakukan program subsidi tersebut secara nasional.
Ternyata tidak hanya memberikan subsidiuntuk membantu pembelian satu smartphone saja, bahkan ada yang memberikannya secara gratis alias perusahaan menanggung semua biayanya.
Menariknya, perusahaan pembuat produk elektronik Shanghai Youluoke Electronic and Technologysampai memberikan subsidi penuh untuk dua smartphone Huawei dan ZTE bagi setiap karyawannya.
Tidak hanya membantu pembelian saja, perusahaan lain sepertiFuchun Technology mengumumkan di media sosialnya bahwa karyawannya akan mendapatkan sekitar $14.5 sampai $72.5 bila mereka membeli produk Huawei sampai akhir tahun 2018.
Baca Juga : Huawei Tetap Kuat Meskipun Diboikot Oleh Amerika Serikat Dan Sekutunya
Tidak hanya membantu secara finansial, dukungan semacam ini juga bersifat moril untuk Huawei yangproduknya ditekan oleh beberapa negara, termasuk Australia dan Jepang.
Pemerintah Amerika Serikat bahkan sampai mendesak negara sekutunya untuk ikut serta dalam program boikot tersebut.
Namun tidak semua mengikuti ajakan tersebut, seperti misalnya Jerman yangmenegaskan tidak adanya bukti bahwa produk Huawei mengandung alat spionase, seperti yang dituduhkan oleh Amerika Serikat.
Baca Juga : 6 Tips Memulai Bisnis Startup yang Lagi Tren Saat Ini
Negara besar lain juga tidak memberikan jawaban atas ajakan tersebut, dan masih tetap netral mengenaiposisinya di dalam boikot tersebut.
Menariknya lagi, laporan terbaru mengenai penjualan smartphone Huawei menyatakan keberhasilannya dalam menjual 200 juta unit pada tahun ini, dan menetapkan rekor baru penjualannya.
Baca Juga : 5 Channel Youtube Indonesia Dengan Subscriber Terbanyak Tahun 2018
Apakah nantinya Amerika Serikat akan semakin gencar dalam menyerang Huawei di 2019 masih belum diketahui secara pasti.
Hal yang bisa dipastikan adalah keuntungan Huawei tetap tidak guncang bahkan setelah aksi boikot Amerika tersebut.(*)