Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Google Ala China Segera Aktif, Dibela Bosnya Ditentang Karyawan Sendiri

None - Jumat, 19 Oktober 2018 | 18:38
Dragonfly Google

Dragonfly Google

Nextren.com -Ambisi Google untuk kembali berkiprah di China agaknya bakal segera terwujud. Sang CEO, Sundar Pichai, mengatakan uji coba layanan mesin pencari yang khusus dikembangkan untuk Negara Tirai Bambu itu telah dilakukan dan hasilnya memuaskan. “Kami mampu melayani lebih dari 99 persen pertanyaan yang diajukan pengguna,” kata dia tentang search engine bernama "Project Dragonfly" tersebut, ketika berbicara dalam sebuah konferensi yang digelar oleh Wired, di Amerika Serikat, awal pekan ini. “Bahkan, di banyak kasus, kami memberikan informasi lebih baik daripada yang tersedia."

Baca Juga : Tanggal Pre Order Asus ROG Segera Dimulai, Catat Biar Nggak Kelewat!"Misalnya saat orang mencari cara penanganan kanker, kami benar-benar menyediakan informasi yang berguna,” ujar Pichai mengklaim. Dragonfly dimodifikasi sedemikian rupa agar sesuai dengan peraturan pemerintah China yang ketat mengatur arus informasi di internet. Layanan tersebut tak bisa sebebas di negara-negara lainnya, sehingga diberlakukan penyensoran. Artinya, peran mesin pencari Google di China bukan cuma sebagai medium berbagai informasi yang lalu-lalang di ranah maya, tetapi juga kurator konten yang memastikan masyarakat hanya terpapar hal-hal "positif", menurut standar pemerintah setempat.

Baca Juga : Resmi Luncurkan Hape Baru, Lenovo Perkenalkan Lenovo S5 Pro

Kabarnya ada tema-tema tertentu yang diblokir oleh Dragonfly dan tidak bisa dicari di ranah maya oleh warganet di China, misalnya kata kunci terkait "hak asasi manusia" dan "protes mahasiswa" Keputusan Google meluncurkan mesin pencari berlabel “sensor” (censored search engine) di China sejatinya menuai kontroversi. Sebagian pihak menganggap Google turut serta mendukung absennya kebebasan informasi. Bahkan, karyawan Google sendiri sempat dikabarkan menentang pengembangan Project Dragonfly lantaran tak setuju dengan keputusan Google untuk tunduk pada kemauan pemerintah China menyensor internet.

Baca Juga : Hindari Gesek Ganda Kartu Kredit di Kasir, Yuk Simak TipsnyaNamun, Google berkilah bahwa pihaknya ingin melayani masyarakat global dengan berbagai syarat dan ketentuannya. “Kami berpegang pada misi kami untuk menyediakan informasi bagi semua orang, dan China mewakili 20 persen populasi dunia,” kata Sundar Pichai. “Orang-orang tak akan sepenuhnya paham, tetapi penting untuk menyeimbangkan semua nilai.""Kami selalu mengikuti regulasi di setiap negara,” ia menambahkan, dilansir dari Wired (19/10/2018).

Baca Juga : Harga Xiaomi Smart TV 32 Inch Naik ke Rp 2,1 Juta, Tapi Stok Selalu Habis

Lawan pemain lokal Belum jelas kapan Dragonfly, sang "Google versi China" akan benar-benar meluncur. Kabar soal pengembangan mesin pencari khusus untuk Negeri Tirai Bambu itu sejatiya telah terdengar sejak awal tahun ini. Google awalnya merahasiakan informasi soal Project Dragonfly. Namun, informasi mengenai mesin pencari bersensor tersebut bocor di kalangan internal, lalu keberadaannya diungkap ke publik oleh media.

Baca Juga : Twitter Beri Tahu Pengguna Jika Mereka Lakukan Hal Ini, Lebih Sopan!Diketahui, Google pernah beroperasi di China selama empat tahun, yakni dari 2006 hingga 2010. Google kemudian hengkang dari China karena permasalahan sensor internet. Begitupun dengan perusahaan-perusahaan teknologi AS lain seperti Facebook dan Twitter yang ikut hengkang karena persoalan serupa. Walhasil, para pemain lokal China macam Baidu dan Weibo berhasil meraja di negeri sendiri. Walau demikian, pasaran internet China yang terbesar di dunia dengan lebih dari 800 juta pengguna agaknya terlalu menggoda untuk dibiarkan tak tergarap oleh sang raksasa mesin pencari.

Baidu, penguasa search engine di China sebelumnya telah menyatakan siap bertarung melawan Google apabila memutuskan kembali ke Negeri Panda. (*)(Fatimah Kartini Bohang)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "CEO Google Buka Suara soal "Dragonfly", Mesin Pencari Khusus China"

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x