Drone bukan sekadar pesawat remote control yang berguna untuk mengantar barang atau selfie. Pesawat tanpa awak ini ternyata bisa juga dimodifikasi menjadi ambulans penyelamat nyawa.
Penelitian untuk memodifikasi drone menjadi ambulans sudah dimulai sejak Oktober tahun lalu di Deft University of Technology, Belanda. Fungsinya bukan sebagai pengangkut pasien, melainkan untuk membawa defibrillator yang berfungsi memacu jantung.
Alec Momont, mahasiswa yang mengembangkan drone itu, memang merancangnya sebagai alat penyelamat korban serangan jantung. Dibandingkan dengan mobil ambulans, drone dianggap mampu lebih cepat sampai ke lokasi sehingga meningkatkan peluang penyelamatan.
Agar bisa mencapai lokasi korban, drone dibekali dengan sensor GPS yang memandu pergerakannya. Sensor tersebut membaca titik koordinat yang dipancarkan oleh telepon pemanggilnya.
Setelah sampai di lokasi korban, drone ambulans akan menyiarkan audio serta video kondisi lapangan. Personel yang berada di ruang gawat darurat dapat memantau dan memberikan instruksi pemakaian defibrillator untuk memacu jantung.
Seandainya drone ambulans ini sudah dikeluarkan, ada banyak hal yang bisa dilakukannya. Misalnya dipakai untuk mengantar peralatan medis darurat atau obat, dipakai mencari serta melakukan penyelamatan di daerah terpencil hingga mengirimkan pertolongan medis di tengah perang.
Sebagai catatan, seperti dikutip Nextren dari The Next Web, Senin (8/6/2015), masih ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan sebelum kamu bisa melihat drone ambulans di publik.
Dari sisi teknis, pembuat drone mesti mengurangi ukuran dan beratnya, meningkatkan kemampuannya mendeteksi serta menghindari objek di jalur penerbangannya, lalu memperkuat keamanannya agar tidak mudah ditembus hacker.
Sedangkan dari sisi peraturan dan hukum, mesti ada kerangka kerja yang dapat mengatur keberadaan drone di ruang udara, hingga melatih dan memberikan lisensi operator pesawat tanpa awak itu.Dalam video berikut ini, kamu dapat menyaksikan bagaimana drone ambulans tersebut bekerja: