"Kenapa perusahaan bisa gagal? Karena mereka tak punya masukan data yang mendalam untuk mengambil langkah bisnis," kata Senior VP AWS Andy Jassy, Rabu (7/10/2015) pada konferensi tahunan "AWS Re:Invent 2015", Las Vegas, AS.
Untuk itu, perlu ada riset mendalam agar pengembang aplikasi atau pebisnis digital mengetahui solusi apa yang dibutuhkan pasar. Jika Google punya "Google Analytic" yang khusus menyajikan data pengunjung situs, maka layanan cloud Amazon Web Services (AWS) punya sistem serupa tapi tak sama, bertajuk "QuickSight". Fitur tersebut menyasar startup yang butuh banyak nasihat berbasis data untuk mengembangkan bisnis. Pun begitu, perusahaan yang telah mapan juga tak lepas dari kebutuhan analisis data komperhensif yang ditawarkan QuickSight. Terutama saat berencana mengekspansi usaha ke beragam lini produk atau jasa.
Beberapa data yang bisa diakses antara lain efektivitas iklan, segmentasi pasar, cara pemasaran, strategi bisnis, analisa penjualan, inventaris, manajemen perangkat IoT, dan sebagainya.
Tiap kategori yang memaparkan data bisa dielaborasi lebih mendalam. Misalnya saat pengguna ingin menelusuri "analisis penjualan". Maka akan muncul tabel yang memperlihatkan semua produk jualan beserta angka penjualannya.
Untuk mengetahui lebih lanjut, pengguna bisa memilih salah satu produk jualan yang diinginkan. Misalnya "produk olahraga". Selanjutnya akan muncul lagi beberapa kategori pembentuknya.Begitu seterusnya.
"Saat mengaktifkan QuickShot, semua gerak-gerik bisnis akan terekam. Kapanpun dan di manapun pebisnis dan pengembang bisa mengakses analisis data secara real-time lewat berbagai perangkat," kata Jassy.
Selain kaya kategori dan mendalam, analisa data juga memperlihatkan hubungan antara kategori satu dan kategori lainnya dalam menunjang usaha seseorang. "Visualisasinya disajikan secara ergonomis agar pengguna tertarik melihat banyaknya data yang terhimpun," Jassy mengklaim.
Saat ini, QuickShot masih tersedia dalam bentuk preview. Produk komersilnya dijadwalkan meluncur pada akhir bulan ini. Kisaran harga untuk analisis mendalam tersebut mulai dari 9 dollar AS (Rp 124.000-an) hingga 24 dollar AS (333.000-an) per tahun.