Follow Us

facebookyoutube_channeltwitter

Benarkah Bitcon Sudah Mati? Kata Bos Indodax Ternyata Malah Tumbuh Lebih dari 10 kali

Wahyu Subyanto - Kamis, 09 Mei 2019 | 11:53
Harga Bitcoin semakin menurun menyentuh yang terendah semenjak September 2017.
bitcoinist.com

Harga Bitcoin semakin menurun menyentuh yang terendah semenjak September 2017.

Nextren.com – Indonesia memiliki potensi besar dalam perkembangan industri blockchain beberapa tahun mendatang. Ini didukung populasi yang besar serta tingginya minat masyarakat muda memanfaatkan teknologi terbaru. Pakar blockchain percaya bahwa bisnis industri blockchain akan terus bertumbuh, tentu seraya melihat peluang dan tantangan yang akan terjadi di depan. hal itu diungkap Black Arrow Conference dan INDODAX dalam Konferensi Blockchain “BlockJakarta 2019” edisi ketiga di Ritz Carlton Jakarta.

Baca Juga : Microsot Resmi Rilis Layanan Cloud Computing Mendukung BlockchainIsu ini dibahas lebih jauh bersama insitusi terkait serta pakar ternama di bidang Blockchain dari seluruh dunia diantaranya Dr. Edi Prio Pambudi (Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian), Dharmayugo Hermansyah (Kepala Pusat Pengkajian Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan), Oscar Darmawan (CEO Indodax), Peter Lim (CEO PLMP Fintech), Ken Chia (COO Tokenomy) dan tokoh lainnya. Dalam paparan pembukaannya, Oscar Darmawan, CEO Indodax mengungkapkan “Teknologi Blockchain merupakan penemuan terbesar yang menggerakkan Revolusi Industri 4.0 bersama dengan Artificial Intelligent dan Big Data. "

"Bahkan Asia Tenggara diperkirakan dapat menjadi pusat industri blockchain dalam waktu beberapa tahun lagi."

Baca Juga : Pemerintah China Dukung Pembangunan Kota Blockchain di Malaysia

Bagaimana dengan performance bitcoin yang merupakan produk dari teknologi tersebut? "Ketika ada yang bertanya kepada saya apakah Bitcoin sudah mati, dari monitoring Indodax, marketcap bitcoin secara global justru tumbuh lebih dari 10 kali dibandingkan awal tahun 2017," uajr Oscar. Hal menarik adalah data survey dari Kantar TNS memperlihatkan bahwa 63% orang Indonesia yang sudah mengenal aset kripto dan 84% makin tertarik memiliki aset kripto seperti bitcoin sebagai kepemilikan sebab merasa aset tersebut adalah sebuah komoditas yang bernilai.

Baca Juga : Cloud Computing Amazon Web Services Kini Layani Sistem Blockchain Menanggapi perkembangan positif dari para pelaku bisnis industri Blockchain, Dr. Edi Prio Pambudi, Asisten Deputi Moneter dan Neraca Pembayaran, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menyadari bahwa implementasi teknologi baru dalam struktur ekonomi yang sudah ada tentu tidak mudah. Kunci kesuksesan dari industri blockchain adalah koordinasi dan kolaborasi dengan pihak terkait mulai dari regulator hingga masyarakat supaya dapat diadopsi dan diimplementasikan.Maka, guna memfasilitasi industri ini, pemerintah merencanakan untuk dapat mengembangkan zona ekonomi khusus (SEZ) untuk implementasi teknologi Blockchain.

Baca Juga : Bitcoin Lahir Dari Blockchain, Teknologi Penyimpan Data Teraman di Dunia

Pemanfaatan Blockchain perlu diterapkan untuk mendorong sektor riil ekonomi tidak hanya terbatas sektor keuangan. Menurut Edi Prio, teknologi blockchain dapat diterapkan untuk sektor kesehatan, logistik, birokrasi perijinan dan pemerintahan sebagaimana telah dilakukan di negara lain. Indodax sendiri adalah perusahaan aset digital dan blockchain serta penyedia platform jual-beli aset digital seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin dan lebih dari 30 aset digital lainnya. Berdiri sejak tahun 2014, Indodax melayani lebih dari 1,5 juta orang di Indonesia. Indodax juga memiliki hampir 200 karyawan dengan partner di seluruh dunia, seperti China, Singapura, Eropa, Korea Selatan, Mexico dan India.

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

x