Laporan wartawan Nextren, Wahyu S.Nextren.com - Saat ini cara orang berinvestasi makin berkembang.Sebelumnya kita sudah banyak mengenal investasi lewat reksadana atau saham, sementara orang tua kita dulu mengoleksi emas batangan. Kini bagi kaum milenial, muncul bentuk investasi baru bernama fintech.Karena ada banyak model bisnis fintech, maka fintech yang bisa menjadi tempat investasi seperti ini biasa disebut P2P Lending atau Peer to Peer Lending.
Baca Juga : Investasi Uang Receh di Raiz Invest, Kelebihan Belanja Otomatis DipakaiContoh Fintech P2P Lending di Indonesia misalnya Koinworks, Amartha, Modalku, Akseleran, Investree dan banyak lagi.Fintech P2P Lending bekerja dengan cara menghubungkan antara peminjam (borrower) dan pemberi pinjama (Lender), dalam sebuah platform yang dibuat khusus.Dalam platform tersebut yang bisa berbentuk situs atau aplikasi, Lender bisa melihat deretan Borrower yang sudah siap untuk didanai.Ini bentuk investasi baru yang cukup menggiurkan.
Baca Juga : Kaskus Investasi di KontrakHukum, Kaskuser Dapat Nikmati Layanan Hukum
salnya, mereka berani memberikan profit yang cukup tinggi, di atas bunga deposito bank.Para pengelola fintech P2P Lending itu bisa memberikan keuntungan 10 - 20 persen per tahun.Bandingkan dengan bunga deposito yang hanya 6 persen setahun.Bagaimana itu bisa terjadi?Efisiensi adalah kata kuncinya.Sebuah bank tentu punya struktur birokrasi yang besar sehingga perlu biaya operasional yang juga tinggi.
Baca Juga : Jangan Asal Hutang Online, Ini Daftar Terbaru 88 Fintech yang Resmi Terdaftar di OJK
Sementara fintech ini bisa bergerak lebih lincah, karena mereka lebih banyak mengandalkan kemampuan teknologi untuk beroperasi.Pinjam untuk investasi Fintech?Saat ini bertebaran tawaran Kredit Tanpa Agunan (KTA) dari berbagai bank, dengan bunga yang kelihatannya terjangkau.Namun, namanya juga pinjaman tanpa jaminan, tentu saja bunganya lebih tinggi dari pada kredit biasa.Bunga KTA berada di kisaran 12 - 24 persen per tahun.
Baca Juga : Crowdo – Aplikasi Untuk Investasi ke UKM Cukup Dari Smartphone
Sementara bunga dari fintech P2P Lending ada yang mencapai 20 persen per tahun.Nah muncul pertanyaan dari banyak orang yang ingin berinvestasi namun tak punya uang cukup: bolehkah berhutang untuk investasi di fintech?Mungkin mereka berhitung bahwa masih ada selisih bunga yang cukup untuk dinikmati sehingga bisa dipakai untuk membayar cicilan per bulan.Namun orang lupa, bahwa investasi di fintech P2P lending tersebut tidak semuanya berhasil dan tidak dijamin oleh pihak mana pun.
Baca Juga : Rahasia FinTech Pinjam Uang Online Bisa Setujui Pinjaman Cuma 15 MenitNah hal inilah yang membuat pihak fintech sendiri malah tdiak menyarankan untuk berhutang saat ingin berinvestasi di fintech.Menurut Rassel Pratomo, CTO Akseleran, salah satu fintech P2P Lending, berhutang untuk investasi di fintech tidak direkomendasikan."Soalnya, cicilan di bank itu sudah pasti ditagih, sementara hasil dari investasi di fintech itu belum tentu berhasil," ujar Rassel saat berkunjung ke redaksi Nextren di Kebon Jeruk, Jakarta (11/3/2019).Akseleran sendiri ternyata sudah menyalurkan dana dari Lender sebesar 318 miliar, ke berbagai usaha terutama UKM.Sebagai jaminannya, pihak UKM menyerahkan tagihan piutang yang bisa dicairkan oleh Akseleran.Meski sudah beroperasi dengan jaminan, bukan berarti semuanya berjalan mulus.Ada kalanya pihak peminjam mengalami telat bayar karena ada perubahan harga bahan atau perubahan kontrak dari pemberi kerja.Hal itulah yang dikhawatirkan oleh pihak Akseleran, jika ada yang ingin berinvestasi ke fintech memakai uang pinjaman bank. (*)