Follow Us

Demi Tumbangkan Uber, Empat Layanan Sewa Mobil Bersatu

Fatimah Kartini Bohang - Senin, 07 Desember 2015 | 12:49
Stiker Uber di jendela belakang salah satu mobil sewaan
oik yusuf/ kompas.com

Stiker Uber di jendela belakang salah satu mobil sewaan

Empat layanan ride-sharing lokal berkolaborasi untuk menumpas dominasi Uber. Mereka adalah Lyft di Amerika Serikat, Didi Kuaidi di China, Ola di India dan Grab Taxi di Asia Tenggara.

Dilansir Nextren Senin (7/12/2015) dari Techcrunch, kemitraan empat layanan itu akan dimulai pada kuartal pertama 2016. Dengan ini, pengguna bisa menjajal keempat aplikasi, tergantung domisilinya.

Misalnya seorang pengguna Grab Taxi di Indonesia bertandang ke China. Maka ia bisa memanfaatkan aplikasi Grab Taxi untuk memesan mobil di Didi Kuaidi.

Walau berkolaborasi, keempat startup mengelak dikatakan bergabung jadi satu (merger). Masing-masing, kata mereka, akan tetap fokus sebagai layanan ride-sharing lokal.

"Kami tak berekspansi ke pasar yang lebih luas, tapi sebagai startup kami harus terus tumbuh," kata juru bicara Didi Kuaidi. "Ini bukan merger atau akuisisi, tapi kolaborasi," ia menambahkan.

Pernyataan itu diperkuat pihak Lyft. "Ketika kami melihat geografi lain, kami tak berpikir akan mendirikan sendiri layanan kami di Asia," kata pendiri Lyft John Zimmer.

Sementara itu, CEO Grab Taxi Anthonny Tan mengatakan, keterlibatan perusahaannya dalam kolaborasi tersebut merupakan bagian dari upaya memperkokoh silaturahmi antar layanan ride-sharing.

"Kami senang membantu Lyft, Didi Kuaidi dan Ola dalam menawarkan layanannya di Asia Tenggara. Di mana perbedaan bahasa, budaya, dan sosial tiap kawasan bisa menjadi tantangan bagi mereka," kata dia.

Tak beda jauh, Ola memanfaatkan kerja sama ini sebagai pembelajaran bagi layanannya. "Kami bisa saling belajar antar sesama layanan ride-sharing lokal untuk terus berinovasi," pendiri CEO Ola Bhavish Aggarwal mengimbuhkan.

Sebagai catatan, Softbank merupakan salah satu penyandang dana terbesar keempat layanan tersebut. Softbank kerap dikatakan sebagai "musuh" terbesar Uber karena banyak berinvestasi ke kompetitor-kompetitor Uber.

Jika digabung, Lyft, Ola, Didi Kuaidi, dan Grab Taxi memiliki pendanaan 7 miliar dollar AS atau setara Rp 96,8 triliun. Sementara, Uber sendiri memiliki pendanaan 8,21 miliar dollar AS atau setara Rp 113 triliun.

Belum lagi, Uber disinyalir tengah mengumpulkan pendanaan tambahan sebesar 2,1 miliar dollar AS atau setara Rp 29 triliun.

Apakah dominasi tunggal Uber pada pasar global akan ditumbangkan kolaborasi empat pesaingnya? Belum bisa diketahui.

Yang jelas, saat ini keempat ride-sharing belum menyentuh pasar Eropa. Uber pun berdiri tanpa pesaing di sana. Pun begitu, Softbank dikatakan tengah mempersiapkan investasi untuk layanan ride-sharing lokal di kawasan tersebut. Kita tunggu saja.

Source : TechCrunch

Editor : Nextren

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest