Asian Games 2018 Sukses Hadirkan eSports, Tapi Ditolak Keras Bos Olimpiade

Kamis, 06 September 2018 | 20:15
apnews.com

President IOC Thomas Bach menentang esports masuk olimpiade.

NexTren.com – Penyelenggaraan eksibisi olahraga elektronik atau esports di Asian Games 2018 lalu, yang berlangsung mulai dari 26 Agustus hingga 1 September 2018 bisa terbilang sukses, hingga menghasilkan juara muda dan medali emas.

Walaupun medali tersebut tidak ditambahkan ke dalam perolehan medali Asian Games 2018, tetapi banyak yang berharap tren esports di dalam ajang olahraga internasional akan terus berlangsung, dengan target akhirnya adalah olimpiade.

Akan tetapi, President International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach menentang hadirnya esports ke dalam olimpiade dan dipertandingkan sebagai cabang olahraga baru.

Padahal awalnya langkah awal esports menuju olimpiade mendapatkan angin positif, dengan hadirnya IOC ke dalam “Esports Forum” yang diadakan Juli lalu.

Baca Juga : 10 Akun Instagram Atlet Asian Games 2018, Ada Jojo dan Kevin Loh

Pada acara tersebut, IOC bersama panelis lain menyelenggarakan wawancara dan diskusi untuk kemungkinan membawa olahraga elektronik ke event olahraga terbesar di dunia tersebut.

Bahkan pada akhir acara tersebut, terbentuklah Esports Liaison Group antara IOC dengan Global Association of International Sports Federation guna meneruskan komunikasi antara semua pihak.

Walaupun secara garis besar gerakan tersebut memberikan harapan akan datangnya esports ke dalam olimpiade, tetapi President IOC melalui wawancara dengan Associated Press berkata lain.

Thomas Bach menyatakan dengan jelas di dalam wawancara tersebut bahwa ia tidak tertarik dengan kehadiran esports di olimpiade.

Baca Juga : Kabar Buruk Bagi Pemilik Samsung Galaxy S6 Edge dan Note 5

Ia juga menambahkan bahwa pendapatnya tersebut bisa berubah bila esports mengadakan perubahan besar di dalamnya.

Alasan utama Bach tidak menyetujui hadirnya esports ke dalam olimpiade adalah dia tidak akan membiarkan olimpiade menjalankan game yang mempromosikan kekerasan dan diskriminasi.

Bach juga menambahkan dari sudut pandangnya, game dengan tema pembunuhan bertentangan dengan nilai olimpiade dan tidak dapat diterima.

AESF

Indonesia menangkan medali emas dalam Asian Games 2018 Esports Demonstration Event cabang Clash Royale.

Meskipun ada pendapat bahwa olahraga di olimpiade juga sebagiannya menjalankan kekerasan, seperti tinju, gulat, dan karate, tetapi Bach juga memiliki pandangan tersendiri mengenainya.

Menurut Bach, setiap olahraga bertempur memiliki akar dari pertarungan sungguhan, tetapi olahraga adalah ekspresi beradab dari kegiatan tersebut.

Baca Juga : Harga Xiaomi Redmi 6 dan 6A Mirip Banget Redmi 5 dan 5A, Mana yang Bakal Menghilang?

Sedangkan untuk game di dalam esports, mereka memperlihatkan secara visual dan brutal kekerasan tersebut, tanpa adanya filter.

Itu sebabnya Bach mengatakan sebelumnya bahwa esports harus berubah terlebih dahulu, sama seperti dari pertarungan sungguhan menjadi olahraga, barulah akan ada kesempatan ia menyetujuinya.

Melihat pendapat yang keras dari President IOC tersebut, maka game dengan kekerasan visual seperti StarCraft 2, League of Legend, DOTA 2, dan Overwatch tidak bisa masuk ke olimpiade.

Sedangkan game tanpa kekerasan, seperti Hearthstone memiliki kesempatan untuk masuk; sayangnya esports yang digemari dan populer justru memiliki kekerasan secara visual.(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto