Nextren.com - Setelah Twitter diambil alih oleh Elon Musk, ia banyak merubah kebijakan Twitter dari hulu hingga hilir.
Misalnya, belum genap sebulan menjadi pemilik resmi Twitter, Elon Musk melakukan PHK kepada 3.800 karyawannya.
Kemudian lebih dari setengah dari seribu pengiklan teratas di Twitter meninggalkan platform tersebut dan enggan untu beriklan.
Lebih tepatnya terdapay 625 dari 1000 pengiklan teratas di Twitter seperti Coca-Cola, Jeep, Wells Fargo, dan Merck, telah berhenti menjalankan iklan sejak Januari.
Selain itu ada Wells Fargo yang menangguhkan iklan berbayar di Twitter namun tetap menggunakan platform sebagai saluran sosial.
Baca Juga: Twitter Blue Masuk ke Indonesia, Berapa Biaya Langganannya?
Kemudian pengiklan-pengiklan yang masih menjalankan iklannya di Twitter telah mengurangi pengeluaran iklan mereka di Twitter.
Misalnya seperti HBO yang sebelumnya mengeluarkan iklan sebesar USD 12 juta menjadi USD 54 ribu pada bulan Januari.
Berhentinya brand-brand tersebut dalam beriklan di Twitter berdampak besar pada pendapatan iklan Twitter.
Dilansir dari Gizchina, pendapatan Twitter dari iklan turun lebih dari 60% sejak Oktober 2022 hingga 25 Januari 2023.
Jika diproyeksikan dalam angka, pendapatan iklan Twitter hanya memperoleh USD 48 juta dibandingkan USD 127 juta.
Baca Juga: Biaya Centang Emas Twitter Kabarnya Naik hingga Rp 15 Juta per Bulan
Para pengiklan enggan untuk beriklan lagi di Twitter karena pengiklan khawatir dengan keamanan dan stabilitas platform setelah diambil alih oleh Elon Musk.
Namun sebenarnya jauh sebelum Twitter diambil alih oleh Elon Musk, pengiklan di Twitter telah mengalami masalah serius.
Peiter Zatko, mantan kepala keamanan Twitter, menuduh Twitter tidak memberikan informasi yang tepat kepada FTC yang disegel sebelumnya.
Kini masalah-masalah pengiklan di Twitter semakin bertambah terlebih Elon Musk harus membayar bunga atas hutang yang dia ambil untuk mengakuisisi Twitter sebesar USD 44 miliar.