Nextren.com - Penipuan online berkedok loker (lowongan kerja) kembali merebak ditengah ketidakpastian ekonomi belakangan ini.
Sebagian besar target penjahat ini adalah para fresh graduate atau mahasiswa yang baru saja lulus menjadi sarjana.
Bahkan, mereka yang sedang mengenyam bangku kuliah dan sekolah juga kerap mejadi korban para penipu.
Para penipu ini akan berusaha keras untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan tehadap targetnya .
Beberapa melakukan wawancara kerja online palsu dan membuat portal orientasi palsu.
Mereka meminta nomor Jaminan Sosial dan informasi rekening bank korbannya dengan modus untuk menyetor gaji.
Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang harus mengisi data-data tertentu untuk bisa lolos dan mendapat pekerjaan.
Diantaranya adalah, KTP (Kartu Tanda Penduduk), KK (Kartu Keluarga), Ijazah dan berkas penting lainnya.
Baca Juga: Movement Menolak Penipuan Trending di Twitter, Cegah Dengan 5 Cara Ini
Untuk lebih jelasnya, Nextrentelahmelakukan sebuah wawancara terhadap salah satu korban penipuan yang bernama Joseph (nama panggilan). (25/1/2023)
Joseph (24) baru saja lulus dari Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta pada tahun 2022.
Pasca kelulusannya, ia sempat mendaftar beberapa pekerjaan namun belum juga mendapatkan panggilan sama sekali.
Sampai pada suatu saat ia mendapatkan tautan website mengenai lowongan kerja (loker) untuk menjadi salah satu volunteer di ASEAN Para Games ke-11 di Surakarta.
Karena muak dengan pekerjaan tetap yang yak kunjung datang, ia mencoba untuk mendaftar dengan membuka link yang diberikan temannya.
Tanpa pikir panjang ia langsung mengisi semua formulir yang ada di dalam website termasuk "beberapa dokumen penting".
Diantaranya adalah "CV (Curriculum Vitae) , KTP, foto firi, Ijazah, Kartu Keluarga, Transkrip Nilai (Kuliah)" dan masih banyak dokumen yang tidak ia ingat.
Baca Juga: Cara Membersihkan HP dari Aplikasi Penipuan Online, Tak Perlu Panik!
Setelah selesai mengisi formulir online ke dalam website yang dituju ia mengirim semua dokumen itu dengan merubanyak ke format PDF.
"Karena sudah gak ada harapan pekerjaan, ya saya kirim-kirim aja persyaratannya pikir saya waktu itu." Ucap Joseph.
Bahkan ia juga sempat berharap agar bisa menjadi volunter di acara tersebut agar daftar pengalaman di CV-nya menjadi bertambah.
"Saya sangat berharap sih, karena udah lama gak pernah ikut volunteer dan biar bisa dapat pengalaman di CV." tambahnya.
Kendati demikian, sehari setelah ia mengirim file tersebut ia kaget mengetahui bahwa perekrutan volunteer belum sama sekalin dibuka.
Lalu ia langsung mencoba untuk mencari informasi terbaru di akun media sosial asli dari acara tersebut.
Sontak ia kaget bahwasanya website yang isi formulirnya tenyata merupakan situs bodong dan ia langsung mengecek situs itu kembali.
Namun sayang, situs tersebut telah down dan hilang sehingga ia tidak memiliki bukti untuk melaporkannya ke polisi.
"Saya jelas kaget tau kalau itu website tidak resmi dari ASEAN Para Games, saya langsung lemes." Ucap Joseph.
"Di akun asli ASEAN Para Games 2022 juga banyak yang komplain dengan hal ini karena perekrutan ternyata belum dibuka."
"Pas saya mau buat bukti untuk lapor ke kantor polisi, tenyata situsnya udah ga ada lagi, udah di takedown." Tambahnya.
Baca Juga: Curhat Korban Penipuan Online Cek Resi: Saldo BRIMO Ludes dalam 1 Menit
Joseph sebenarnya sama sekali tidak mengirimka kartu ATM atau kartu elektonik lain, namun hal ini tetap mengganggu fikirannya.
Ia takut bilamana para penipu online itu akan menggunakan data yang ia kirimkan ke situs palsu tersebut.
"Sebenarnya saya tidak mengirim nomor kartu-kartu kaya ATM, tapi saya tetep takut. Soalnya saya udah kirim KTP sama KK." Ucap Joseph.
Semenjak kejadian itu, ia sama sekali belum mencari pekerjaan dari link-link yang mencurigakan.
"Stop dulu lah kayanya, sekarang saya menghindari lowongan yang aneh kaya gitu lagi." Tambahnya.
Ia berharap, bahwa suatu saat data-data yang ia kurimkan tidak salahgunakan oleh pelaku.
"Jangan samapai disalahgunakan deh ya, saya takut kalo terjadi apa-apa sama diri saya kedepannya." Pungkasnya.
Joseph bukanlah satu-satunya korban yang mendapat perlakukan keji dari para pelaku penipuan online ini.
Sebelumnya, sebanyak 492 orang terjerat penipuan online dengan modusSniffingyang sangat berbahaya.
Bahkan, hal ini sempat memunculkan sebuah gerakan bernama Movement Menolak Penipuan di Twitter.
Tentunya hal ini adalah langkah kecil untuk mengurangi korban baru seperti Joseph.
Baca Juga: Begini Modus Bisnis Online via Pinjol yang Menjerat Ratusan Mahasiswa IPB, Kerugian Rp 2,1 Miliar
Lalu bagaimana cara menghindarinya?
Untuk menghindari kejadian seperti Joseph, setidaknya ada tiga cara yang bisa kita lakukan untuk menghindarinya.
1. Verifikasi lowongan pekerjaan sebelum melamar kerja.
Hubungi perusahaan secara langsung menggunakan informasi kontak yangsah (bukan email atau nomor telepon yang di dapatkan dari orang yang menghubungi)
Jika kamu tidak familiar dengan perusahaan tersebut, cari namanya dengan kata "scam" atau "penipuan".
Kamu mungkin akan menemukan cerita dari orang lain yang pernah menjadi korban.
2. Perhatikan tanda-tanda kemungkinan penipuan.
Tidak ada cara yang pasti untuk mendeteksi penipuan lowongan kerja, namun ada beberapa tanda yang patut kamu curigai.
Misalnya, email dari akun pribadi yang tidak berafiliasi dengan perusahaan, ejaan dan tata bahasa yang buruk, wawancara yang hanya dilakukan melalui email atau obrolan online
Selain itu, gaji yang tidak sesuai dengan norma-norma industri, dan permintaan nomor rekening atau informasi pribadi lainnya.
3. Jangan membayar untuk janji pekerjaan.
Pemberi kerja yang jujur tidak akan pernah meminta kamu membayar untuk mendapatkan pekerjaan.
Perusahaan penempatan kerja yang sah dan perekrut biasanya tidak memungut biaya dari calon karyawan.
Sebaliknya, mereka dibayar oleh perusahaan yang mencari kandidat yang memenuhi syarat.
Jika kamu dimintai uang, tinggalkan saja.Bisa jadi kamu sedangberurusan dengan penipuan.
Baca Juga: Hati-hati Penipuan Online dengan Modus VCS, Ancamannya Mengerikan!
Kisah Joseph bisa menjadi contoh agar kita tidak tejebak ke penipuan online yang sama.
Nah itulah sobat Nextren, certita mengenai seorang fresh graduate yang terkena penipuan online berkedok loker.
Buat kalian yang penasaran dengan informasi teknologi dan tren lainnya, pantau terus website Nextren ya!
(*)