Nextren.com - Ditengah melakuakan protes besar-besaran terhadap kebijakan COVID, kini akun Twitter terkait protes dipenuhi iklan berbau seks yang tidak relevan.
Hal ini diduga merupakan sebuah langkah pemerintah China untuk menghentikan protes berkelanjutan yang dilakukan warganya.
Langkah ini juga dianggap untuk menghentikan pihak luar ikut campur dengan tindakan represif yang dilakukan pemerintah terhadap pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa melakukan protes tersebut sebagai bagian dari kemuakan mereka dengan pembatasan COVID yang terlalu ketat.
Pemerintah China sendiri telah menerapkan aturan Zero COVID-19 yang merupakan lockdown super ketat untuk meredam penyebaran virus COVID-19.
Baca Juga: Steam Resmi Diblokir oleh Pemerintah Tiongkok, ini Alasannya!
Berdasarkan tweet pengamat China bernama Air-Moving Device, mesin pencari pada beberapa kota di China menunjukkan hasil pencarian yang tidak relevan. (28/11/2022)
"Ketika mencari kata Beijing, Shanghai dan kota lainnya dalam bahasa Mandarin di Twitter, kebanyakan anda akan melihat iklan untuk esek-esek/porno/judi, yang menenggelamkan hasil pencarian yang dicari." UcapAir-Moving Device.
Ia juga mengungkapkan sebuah data analisis yangmenunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang signifikan dalam tweet spam ini.
Ia menemukan bahwa semua tweet yang terhubung ke Beijing tanggal 28 November menggunakan kata kunci "terbaru", 95% di antaranya adalah spam.
Baca Juga: Izin Rilis Game Online Baru Akan Diperketat Pemerintah China, Kenapa?
Nampaknya angka spam tersebut sangat tinggi karena sebagian besar dari mereka dijalankan dengan menggunakan bot Twitter.
"Mereka (bot) men-tweet dengan kecepatan tinggi dan stabil sepanjang hari, menandakan adanya otomatisasi," tambahnya.
"Kemudian saya melihat jumlah tweet setiap akun dari waktu ke waktu. Menariknya, lebih dari 70% dari akun spam ini baru mulai men-tweetdengan jumlah masif baru-baru ini." Pungkasnya.
Bahkan seorang analis teknolgi bernama dong_mengyu dalam tweetnya menegaskan bahwa hal ini bukanlah kesengajaan.
Ia yakin bahwa aksi protes yang pecah di China adalah sebab kuat mengapa iklan berbau esek-esek tersebut muncul di Twitter.
Karenanya, tidak mengherankan jikalau banyak pihak yang menunjuk pemerintah China menjadi dalam di belakang semua ini.
Elon Musk sendiri tak ketinggalan mendapatkan kecaman karena terlihat seperti menghalangi suara pengunjuk rasa dengan spam.
Bahkan tidak sedikit dari mereka yang menuduh sang bos Twitter itu mendukung aksi represif pemerintah China terhadap pengunjuk rasa.
Sampai berita ini dibuat, para aksi protes dikabarkan masih berlangsung dan spam di Twitter juga masih cukup tinggi.
Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Alami Penurunan, China Dituding Jadi Penyebab!
Nah itulah berita mengenai tindakan pemerintah China dalam menghalangi informasi seputar protes di China sobat Nextren.
Buat kalian yang penasaran dengan informasi seputar teknologi dari Nextren lainnya, pantengin terus website Nextren ya!
(*)