Jual Senjata Ke Taiwan, China Beri Sanksi Petinggi Boeing dan Raytheon

Sabtu, 17 September 2022 | 15:06
FlightGlobal

Ilustrasi misil buatan Raytheon

Nextren.com - China memberi sanksi kepada dua CEO perusahaan Boeing dan Raytheon dalam keterlibatan penjualan senjata ke Taiwan.

Sanksi ini diberikan kepada CEO Pertahanan, Luar Angkasa, dan Keamanan Boeing Ted Colbert dan CEO Raytheon Technologies Gregory Hayes pada Jum'at. (16/9/2022)

Pemberian sanksi ini merupakan respon dari penyetujuan penjualan peralatan militer senilai 1,1 miliar dolar AS ke Taiwan awal bulan ini.

Baca Juga: Taiwan Melawan, Untuk Pertama Kalinya Tembak Jatuh Drone China

Penjualan senjata ini meliputi 60 rudal anti-kapal dan 100 rudal udara ke udara (air-to-air missiles).

Semua kontraktor utama peralatan militer tersebut berasal dari Boeing Defense dan Raytheon.

Dilansir dari Aljazeera, juru bicara Kementrian Luar Negeri China Mao Ning menekankan sanksi ini dimaksudkan untuk "Melindungi kedaulatan dan kemanan China".

Namun, Mao tidak merinci sanksi apa yang akan China berikan kepada kedua petinggi perusahaan Amerika itu.

"Sekali lagi China mendesak pemerintah AS dan yang berkaitan untuk berhenti menjual senjata ke Taiwan dan kontak militer AS-Taiwan," ucap Mao.

Baca Juga: Siap Perang! China Simulasi Tembak Kapal Perang AS di Selat Taiwan

AS mengirim paket bantuan senjata ini dikarenakan kekhawatiran terhadap latihan militer agresif China di perairan Taiwan.

Latihan ini sendiri dipicu oleh kedatangan ketua parlemen AS Nancy Pelosi ke Taiwan bulan lalu.

Sebelumnya, China pernah memberi sanksi pada Rautheon dan Lockheed Martin karena penjualan misil Patriot ke Taiwan.

Pemberian sanksi ini merupakan penerapan dari Undang-Undang Sanksi Anti-Asing China.

Baca Juga: China Siaga Militer, 2 Kapal Perang AS Berlayar di Laut Taiwan!

Dikutip dari Global Times, Undang-Undang ini diadopsi pada pertemuan sesi Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional pada 10 Juni 2021.

Dalam UU ini memungkinkan China untuk mengambil tindakan balasan terhadap mereka yang mencampuri urusan dalam negeri.

Individu yang melanggarnya akan dilarang masuk ke China, ditolak visanya, dideportasi, diizinkannya penyitaan dan pembekuan aset dan tindakan lainnya.

Beijing sendiri masih bersikeras meminta Taiwan dan aliansinya mengakui dan tunduk pada prinsip Satu China (One China).

Taiwan sendiri menolak klaim tersebut dan berusahan untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Langkah pembelian senjata ini sendiri merupakan persiapan mereka terhadap serangan pihak luar khususnya China.

Bahkan Negri tirai bambu itu tidak segan untuk melakukan tindakan militer apabila Taiwan terus termakan provokasi Amerika.

Baca Juga: Gawat! Angkatan Laut China Hapus 'Garis Perdamaian' di Selat Taiwan

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Aljazeera, Globaltimes.cn