Pasukan Ukraina Sukses Redam Invasi Rusia ke Kyiv Lewat Rekayasa Banjir Buatan

Kamis, 19 Mei 2022 | 11:00
Flickr/johndal

Ilustrasi banjir

Nextren.com -Perang Rusia vs Ukraina telah berkecamuk sejak 24 Februari 2022.

Sampai sekarang, upaya perundingan damai yang telah diupayakan berbagai macam pihak belum menemui kesepakatan.

Ditengah perang Rusia-Ukraina yang belum usai, baru-baru ini suatu desa kecil diutara Kyiv, Ukraina justru menjadi sorotan publik.

Terlebih setelahadanya rekayasa banjir buatan di desa tersebut yang berhasil meredam invasi Rusia ke Ibu kota Ukraina.

Baca Juga: Petinggi Ukraina Sebut Kudeta di Rusia untuk Menggulingkan Presiden Vladimir Putin Tengah Berlangsung

Melansir dari Kompas.com (via Reuters), pada fase awal invasi Rusia, pasukan Ukraina membuka bendungan di Demydiv.

Aksi tersebut menyebabkan Sungai Irpin membanjiri desa dan ribuan hektare lahan di sekitarnya.

Langkah tersebut dianggap berhasil menghentikan tentara dan tank Rusia menerobos garis Ukraina.

“Tentu saja, itu bagus,” kata Volodymyr Artemchuk, seorang warga Demydiv yang berusia 60 tahun.

“Apa yang akan terjadi jika mereka (pasukan Rusia) mampu menyeberangi sungai kecil dan kemudian pergi ke Kyiv?” sambung Artemchuk. Selengkapnya dapat dibaca di halaman kedua.

Warga Demydiv lainnya, Oleksandr Rybalko (39), menuturkan bahwa lebih dari sepertiga dari beberapa ladang terendam banjir.

Sekitar dua bulan kemudian, orang-orang di desa itu masih menghadapi dampak banjir, menggunakan perahu karet untuk bergerak dan menanami petak-petak kering yang tersisa dengan bunga dan sayuran.

Anak-anak dibiarkan dengan lahan basah untuk digunakan sebagai taman bermain.

Baca Juga: Kejam! Rusia Hantam Warga Sipil Ukraina di Kota Odesa dengan Rudal Hipersonik

Invasi Rusia sendiri telah merenggut ribuan nyawa warga sipil, membuat jutaan orang Ukraina melarikan diri dan membuat kota menjadi puing-puing.

Moskwa menyebut kampanye militernya di Ukraina sebagai operasi militer khusus untuk melucuti senjata Ukraina dan menghajar fasisme.

Ukraina dan Barat mengatakan, tuduhan fasis tersebut tidak berdasar dan bahwa perang adalah tindakan agresi yang tidak beralasan.

Selama akhir pekan, Rusia menyerang posisi di timur Ukraina pada Minggu, berusaha untuk mengepung pasukan Ukraina dalam pertempuran untuk Donbass. (*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto