Gawat! Ada 533 Juta Data Akun Facebook Bocor dan Dibagikan Gratis

Minggu, 04 April 2021 | 17:00
Manager Magazin

Mark Zuckerberg

Nextren.com -Kebocoran data pengguna merupakan hal yang sangat disayangkan dari perusahaan besar seperti Facebook.

Dilaporkan seorang pakar di Twittet, pada sebuah forum peretas tingkat rendah, terdapat data pengguna Facebook yang bocor sebanyak 533 juta pengguna.

Jumlah tersebut cukup banyak, dan forum tersebut membagikannya secara online dan gratis.

Baca Juga: Sony Konfirmasi Tanggal Rilis Seri Xperia Terbaru, Meluncur 14 April

Ini juga bukan yang pertama kalinya data pengguna Facebook bocor secara luas, pernah terjadi di tahun 2019 dan 2018.

Seorang juru bicara Facebook mengatakan data yang tersebar di tahun ini diambil karena kerentanan yang ditambal oleh perusahaan pada tahun 2019.

Sebanyak 533 juta data pengguna Facebook yang dibagikan berasal dari ratusan negara.

Baca Juga: Facebook Putuskan Rilis Fitur Batasi Komentar, Setelah Kalah di Pengadilan

Tepatnya 106 negara, termasuk lebih dari 32 juta catatan pengguna di Amerika Serikat, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India.

Di halaman selanjutnya kalian akan menemukan apa yang diambil oleh peretas tersebut dari data pengguna Facebook.

Data Facebook yang dibagikan termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, biodata, dan alamat email.

Menurut laporan Business Insider, mereka memverifikasi beberapa catatan dengan mencocokkan nomor telepon pengguna Facebook yang diketahui dengan ID yang terdaftar di kumpulan data.

Mereka juga memverifikasikan catatan dengan menguji alamat email dari kumpulan data di fitur pengaturan ulang kata sandi Facebook.

Ternyata fitur tersebut beresiko juga untuk dapat digunakan dalam mengungkapkan sebagian nomor telepon pengguna.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Salahkan Donald Trump di Aksi Demo di Gedung Capitol

Meski berusia beberapa tahun, data yang bocor dapat memberikan informasi berharga bagi penjahat dunia maya.

Menurut Alon Gal, CTO dari firma intelijen kejahatan siber Hudson Rock, penjahat dunia maya menggunakan informasi pribadi seseorang untuk menyamar atau menipu mereka untuk menyerahkan kredensial masuk.

Ia memperkirakan basis data yang besar dan berisi informasi pribadi seperti nomor telepon pengguna Facebook pasti akan menyebabkan pelaku kejahatan memanfaatkan data tersebut untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan.

Gal merupakan orang yang melaporkan kebocoran data ini di Twitter, dengan menceritakan bahwa ia sudah mengamati dari awal 2020. Lihat selengkapnya di halaman berikut.

Gal pertama kali menemukan data yang bocor pada bulan Januari ketika seorang pengguna di forum peretasan yang sama mengiklankan bot otomatis.

Bot ini dapat memberikan nomor telepon untuk ratusan juta pengguna Facebook dengan imbalan harga.

Mengutip Motherboard keberadaan bot tersebut pada saat itu memverifikasikan datanya sah.

Sekarang, seluruh kumpulan data telah diposting di forum peretasan secara gratis, membuatnya tersedia secara luas bagi siapa saja yang memiliki keterampilan data yang belum sempurna.

Baca Juga: Inilah Isi Dokumen Rahasia Facebook yang Merugikan Publik Figur!

Untungnya negara Indonesia tidak masuk ke dalam daftar tersebut.

Gal mengatakan dari sudut pandang keamanan, tidak banyak yang dapat dilakukan Facebook untuk membantu pengguna yang terkena dampak pelanggaran karena data mereka sudah terbuka.

Tetapi Facebook dapat memberi tahu pengguna sehingga mereka dapat tetap waspada untuk kemungkinan. Pemberitahuan seperti apa?

Data pengguna yang diambil ini besar kemungkinan karena pernah mendapat phising.

Phishing adalah bentuk kejahatan dunia maya di mana kalian menerima email dari pengirim palsu yang berpura-pura menjadi orang lain.

Tujuan email phishing biasanya adalah membuat kalian menyerahkan informasi pribadi atau sensitif.

Oleh karena itu kita harus pintar mendeteksi email yang masuk atau pesan spam berhadiah di aplikasi pesan instan tidak sepenuhnya benar.

Baca Juga: Facebook Hapus 1,3 Miliar Akun Palsu Selama Tiga Bulan Terakhir

Gal mengatakan, individu yang mendaftar ke perusahaan terkemuka seperti Facebook mempercayai mereka dengan data mereka dan Facebook seharusnya memperlakukan data dengan sangat hormat.

"Pengguna yang informasi pribadinya bocor adalah pelanggaran kepercayaan yang besar dan harus ditangani demikian," ungkapnya.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto

Sumber Business Insider