Nextren.com - Garmin sebagai perusahaan teknologi Amerika Serikat yang juga befokus pada alat kebugaran umumkan data yang mereka punya.
Data tersebut merupakan data kesehatan dari pengguna Asia termasuk Indonesia di 2020 untuk pertama kalinya.
Garmin mengintegrasikan data pengguna secara anonim melalui pemantauan kesehatan selama 24 jam.
Melalui data kesehatan ini, Garmin mengamati aktivitas fisik pengguna Garmin di Asia untuk memberikan gambaran terkait kondisi kesehatan masyarakat selama pandemi.
Baca Juga: Review Garmin Instinct Solar Surf Edition, Smart Watch Untuk Berpetualang
Perusahaan berfokus pada tiga hal yang memang bisa dilacak pada perangkat jam tangan pintar mereka.
Yaitu tingkat stres, deep sleep dan intensitas aktivitas fisik.
Kehadiran pandemi Covid-19 dan pemberlakuan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh pemerintah memengaruhi segala aspek kehidupan, termasuk membatasi aktivitas dan kegiatan masyarakat.
Dengan kondisi tersebut, Garmin menganalisis tingkat stres masyarakat menggunakan data dari pengguna yang tercatat di Garmin Connect, dan menemukan fakta menarik.
Tingkat stres pengguna Garmin di Indonesia menjadi yang terendah ketiga dibanding negara lain di Asia.
Menurut Garmin data tersebut menurun dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
Dengan kata lain, pandemi dan PSBB tak lantas membuat tingkat stres masyarakat Indonesia menanjak.
Khususnya perempuan di Indonesia yang mencatat tingkat stres di bawah 20, menjadi yang terendah dibanding seluruh pengguna Garmin di negara Asia lainnya.
Baca Juga: Paket Data Murah Telkomsel Khusus Driver Gojek, 20GB Mulai Rp25 Ribu
Selama masa pandemi, Garmin juga menemukan fakta menarik lainnya perihal deep sleep atau fase tidur.
Menurut perusahaan, deep sleep merupakan fase penting yang dibutuhkan manusia agar merasa segar ketika bangun tidur.
Di Indonesia sendiri, data yang diperoleh oleh Garmin Connect menyatakan bahwa perempuan di Indonesia memiliki rata-rata deep sleep yang cukup baik dibanding di negara Asia lainnya, yaitu hampir mencapai 70 menit.
Sedangkan, laki-laki justru memiliki rata-rata deep sleep yang cukup rendah, yaitu di atas 50 menit.
Garmin juga menemukan di seluruh negara di Asia, perempuan memiliki tingkat deep sleep yang lebih tinggi dibanding laki-laki.
Hal ini dapat dikaitkan dengan kemampuan mengelola stres laki-laki yang belum sebaik perempuan.
Pasalnya, penelitian yang dilakukan oleh Bixler et.al. menyatakan secara umum perempuan memiliki waktu tidur yang lebih banyak dibanding laki-laki karena lebih mampu mengatasi pemicu stres yang berasal dari luar, di mana dapat mengganggu proses tidur manusia.
Baca Juga: Kaum Rebahan Butuh Smartwatch Untuk Kesehatan, Begini Cara Kerjanya
Dalam intensitas aktivitas fisik atau biasa disebut intensity minutes, Garmin menemukan pengguna laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan.
Di Indonesia sendiri, intensitas aktivitas fisik pengguna laki-laki berada di urutan terendah dibanding pengguna laki-laki di Asia.
Sedangkan, pengguna perempuan di Indonesia menempati posisi keenam di Asia.
Data Intensity Minutes tersebut diperoleh saat smartwatch Garmin mendeteksi aktivitas fisik dengan intensitas tertentu yang berlangsung selama lebih dari 10 menit berdasarkan detak jantung pengguna.
Yang di mana data tersebut kemudian diolah untuk mengevaluasi apakah pengguna sudah mencapai intensitas latihan mingguan, sesuai standar WHO.
Menurut WHO, ketidakaktifan fisik menjadi faktor risiko utama keempat untuk kematian di seluruh dunia.
Baca Juga: Dorongan Digitalisasi Penuh Untuk Industri Kesehatan Perlu Skema Adopsi yang Tepat
Sebanyak 6% dari angka kematian tahunan terkait dengan aktivitas fisik, dan lebih dari 2 juta kematian dapat dikaitkan dengan gaya hidup yang tidak banyak bergerak.
Sehingga Garmin mengingatkan, meskipun data dari Garmin Connect menyatakan tingkat stres pengguna Garmin di Indonesia terbilang rendah dengan jumlah deep sleep yang cukup baik, bukan berarti masyarakat Indonesia tidak perlu meningkatkan intensitas aktivitas fisiknya.
Karena rata-ratanya masih berada di golongan terendah dibanding negara lain di Asia.
(*)