Lyfe, Crypto Asli Indonesia Sang Pesaing Bitcoin Naik Harga 200 Persen Dalam Sehari

Kamis, 13 Agustus 2020 | 14:38
Lyfe

aplikasi Lyfe dan Lyfe Watch

Laporan wartawan Nextren, Wahyu Subyanto.

Nextren.com - Aset kripto Lyfe mengalami kenaikan harga 200% di market Indodax, platform bursa aset kripto di Indonesia.

Lyfe yang sejenis dengan Bitcoin ini, merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri yang menangani bidang bisnis kesehatan, Internet of Things (IoT) dan blockchain.

CEO Indodax Oscar Darmawan mengatakan, kenaikan harga tersebut menambah deretan cryptocurrency yang mencatatkan performa fantastis dalam waktu satu hari.

Harga Lyfe di market Indodax tercatat melonjak mencapai Rp644 pada Selasa malam, 11 Agustus 2020.Sehari sebelumnya harga LYFE hanya berada di Rp200.

Baca Juga: Tokocrypto Meluncurkan IEO Swipe, Proyek Pertama di Indonesia!

Lyfe yang merupakan aset kripto yang berasal dari dalam negeri juga seakan tidak mau kalah dengan crypto luar negeri.

“Sebelumnya selain Bitcoin yang dikenal masyarakat umum sekarang ada Aurora dari China, Dogecoin atau DOGE dari Amerika Serikat dan lainnya, yang mengalami peningkatan harga fantastis dalam kurun waktu satu hari."

"Lyfe, aset kripto dalam negeri juga mencatatkan performa yang luar biasa hanya dalam satu malam,” kata Oscar Darmawan, dalam keterangannya kepada Nextren, Rabu (12 Agustus 2020).

Baca Juga: Bank Pusat Venezuela Disarankan untuk Menyimpan dan 'Hodl' Bitcoin

Oscar Darmawan mengungkapkan, kenaikan crypto di Indodax selalu bergantian.

Jika melihat trennya, rata-rata semua crypto pernah mengalami kenaikan lebih dari 100% dalam beberapa bulan ini.

Menurutnya, wajar bila Lyfe mengalami peningkatan harga.

Karena Lyfe merupakan perusahaan yang membidangi kesehatan, internet of things dan blockchain. Baca Juga: Operator Seluler AT&T Kini Terima Pembayaran Gunakan BitcoinSalah satu produk mereka adalah layanan kesehatan dimana permintaan terhadap layanan ini meningkat di tengah wabah COVID-19.

Sementara itu CEO Lyfe Indra Darmawan menjelaskan, Lyfe merupakan proyek di bidang kesehatan yang memadukan penggunaan beberapa teknologi yaitu IoT, telemedicine dan blockchain.

"Untuk mendapatkan technological advantage di industri kesehatan, kami harus mensinkronkan dan menggunakan semua teknologi tersebut."

"Karena sifat dari industri kesehatan yang sangat ketat dalam hal regulasi, kompetisi, dan adopsi di lapangan. Market Indonesia juga menarik dan memiliki potensi besar,” katanya.

Baca Juga: Milenial Berburu Bitcoin Selama Pandemi, Investor Generasi Tua Masih Memilih Emas

Lyfe juga menjalin kerja sama dengan DokterSehat.com, salah satu portal kesehatan dan telemedicine yang resmi bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, BNPB, dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19.

Selain itu, salah satu produk yang dikembangkan adalah Lyfe Watch.

Jam tangan pintar dalam negeri tersebut merupakan jam tangan pembayaran pertama di Indonesia, yang merupakan hasil kerja sama dengan Bank BNI di Indonesia.

Baca Juga: Hack YouTube Jadi Cara Baru untuk Mining Bitcoin, Channel Gaming Indonesia Ini Jadi Sasaran

Lyfe Watch terhubung dengan ekosistem Lyfe dimana pengguna dapat mengukur detak jantung dan mendapatkan motivasi untuk hidup lebih sehat.

Indra Darmawan berharap agar Lyfe dapat terus melayani masyarakat Indonesia dengan mengedepankan teknologi mutakhir IoT, blockchain dan telemedicine.

Sehingga masyarakat dapat terus hidup dengan kualitas kesehatan yang baik dan dengan kesejahteraan yang meningkat.

Tag

Editor : Wahyu Subyanto