Nextren.com - Pandemi corona (Covid-19) memukul bisnis bioskop. Bahkan, hingga saat ini, bioskop-bioskop masih ditutup untuk melawan penyebaran corona (covid-19).
Pukulan menjadi makin telak lantaran produsen film memutar film perdananya secara daring. Ini pula yang membuat regulator berencana untuk melindungi bisnis bioskop.
“Kami akan membuat aturan yang menghentikan film-film dari pemutaran perdana online,” ujar dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters, Kamis (30/4).
Keputusan ini dipicu Huanxi Media Group yang melakukan pemutaran perdana komedi blockbuster-nya, 'Lost in Russia' di platform streaming online Beijing ByteDance Network Technology Ltd secara gratis.
Baca Juga: 3 Langkah Penting Membuat Virtual Photoshoot, Memotret Secara Online!
Tak hanya satu, film kedua ditayangkan perdana pada platform streaming online iQiyi Inc.
Rilis dua film secara online selama penguncian telah memicu keributan di industri film China.
Pebisnis teater khawatir ini akan merusak masa depan bisnis mereka, menghancurkan pendapatan tiket.
Mereka juga khawatir masa pemulihan ekonomi akibat corona bisa cepat sehingga orang kembali pergi nonton film.
Baca Juga: Moncernya Bisnis Tablet Saat Pandemi Corona Karena Aktifitas Bekerja Dari Rumah
Dalam surat kepada Administrasi Film Nasional, 23 bioskop dan studio film memperingatkan bahwa rilis online akan menghancurkan industri film
Sumber itu mengatakan, otoritas dalam diskusi dengan eksekutif industri mengatakan akan lebih ketat mengelola persyaratan tayangan film di masa periode teater.
Ini mengacu pada periode waktu di mana film perlu diputar di bioskop sebelum diizinkan untuk ditampilkan di tempat lain.
“Untuk melindungi industri bioskop, regulator akan memperketat aturan bahwa film hanya akan ditayangkan pada platform online setelah rilis luas di bioskop,” ujar sumber tersebut.
Baca Juga: Kartu perdana 1ON+ Smartfren Aktif Setahun, Mulai Rp 40 Ribu Dapat Kuota 1,5GB per Bulan
Asal tahu saja, industri sinema China, yang merupakan yang terbesar kedua di dunia berdasarkan perolehan box office setelah Amerika Serikat.
Bisnis industri bioskop tengah terguncang bisnisnya, menyusul perintah penutupan lebih dari 10.000 bioskop sejak Januari.
Seorang eksekutif senior iQiyi yang menolak disebutkan namanya mengatakan kepada Reuters perusahaan akan mengikuti instruksi pemerintah.
"Tujuan kami sejatinya hanya memuat masyarakat bisa melihat film yang bagus," kata sang eksekutif.
Baca Juga: Pengguna Vivo Bisa Ajukan Perpanjangan Garansi Hingga Akhir Juni
Dihubungi Reuters, Administrasi Film Nasional tidak segera menanggapi permintaan komentar. ByteDance juga tidak memberikan tanggapan segera.
Yang pasti, Administrasi Film Nasional, Rabu (29/4) menyatakan, bahwa film box office China menghadapi kerugian lebih dari 30 miliar yuan atau sebesar US$ $ 4,24 miliar tahun ini karena epidemi virus corona.
Padahal tahu lalu, pendapatan Box (NYSE: BOX) sebanyak US64 miliar yuan pada 2019.
Baca Juga: Ini 5 Alasan Pengguna Beralih Gunakan Smart TV Daripada TV Biasa
Pro kotra pemutaran film ini telah membuat saham Huanxi telah melonjak sebanyak 46% menjadi HK $ 2 pada Kamis (30/4).
Ini dipicu kabar bahwa Beijing ByteDance akan membayar 630 juta yuan (U$$ 91,3 juta) kepada Huanxi untuk lisensi konten video online.
Artikel ini tayang di kontan.co.id, dengan judul : Lindungi bisnis bioskop, China siap perketat tayang perdana film secara onlineReporter: Titis Nurdiana