Begini Cara Mengamankan Data Pengguna dengan Mencegah Upaya Rekayasa Sosial

Selasa, 14 Januari 2020 | 12:30
gridoto

Ilustrasi penipuan online

Laporan Wartawan Nextren, Zihan Fajrin.

Nextren.com -Dalam pertemuan dengan media, NTT juga membahas tentang adanya rekayasa sosial atau social engineering yang tidak asing di dunia teknologi.

Rekayasa sosial adalah sebuah manipulasi untuk mendapatkan sebuah informasi atau data yang biasanya dilakukan melalui telepon atau internet.

Nippon Telegraph dan Teknologi (NTT) Indonesia ikut membahas kehadiran rekayasa sosial di dunia digital.

Hendera Lesmana, CEO NTT Indonesia, menjelaskan hal tersebut dinamakan fishing dengan cara mengirim email.

Baca Juga: 5 Tren yang Diprediksi Menjadi Gangguan Teknologi di Tahun Ini versi Perusahaan Teknologi NTT

Pelaku mengirim email kepada sang korban dengan mengaku sebagai mitra dengan kata-kata yang meyakinkan.

Email tersebut berisikan tentang ajakan untuk korban mengklik sebuah file atau laman website dengan dalih misalkan sebagai bukti transfer.

"Jika file atau laman website tersebut diklik bisa saja menjadi sebuah masalah," Jelas Hendera.

Hal pertama yang harus diperiksa yaitu asal alamat email tersebut. Bila benar email tersebut dikirim oleh mitra, maka alamat emailnya akan jelas bukan email yang tidak jelas atau aneh.

Baca Juga: WT:Social, Media Sosial Anti Facebook Tanpa Iklan dan Tidak Jual Data Pribadi

Intinya, Hendera mengajak pengguna untuk lebih teliti, harus dicek kembali apakah benar email tersebut berasal dari mitra.

Bila kamu tidak mengetahui email tersebut setelah mengecek alamat email juga, kamu jangan pernah coba untuk mengklik file atau tautan yang tertulis di dalam email.

Cara lain untuk mengetahui alamat email mitra yang sebenarnya bisa juga dengan komunikasi langsung atau via pesan instan ke pihak mitra.

Pencegahan fishing atau pesan spam yang ada pada email sudah ada alatnya didunia teknologi.

Hendera menjelaskan akan ada filter yang mencegah atau memblokir, namun pelaku semakin pintar.

Baca Juga: Netflix Mendadak Bisa Diakses Oleh Sejumlah Pengguna Indihome, Sudah Nggak Diblokir Lagi?

Apalagi dengan adanya teknologi kecerdasan buatan (AI), manusia tidak perlu bersusah-susah untuk menjalankan suatu software.

Zaman sekarang, serangan siber dikatakan sudah dijalani dengan sistem bot dari machine learning sehingga, bila suatu pola sudah difilter akan dibuat pola baru untuk rekayasa sosial lagi.

Rekayasa sosial sering terjadi kepada platform yang berhubungan dengan finansial, karena berhubungan langsung dengan data pribadi orang banyak.

Bila pengguna berhasil terkena serangan siber, maka semua data yang ada pada digital akan terkena serangan juga.

Baca Juga: Gunakan Teknologi Satelit, Begini Cara AS Lolos dari Serangan Rudal Iran

Hendera menganalogikan permasalah ini dengan sebuah lobang yang sudah dibuat akan bisa dimasuki apa saja.

Contoh permasalahan lain yang ia berikan ialah bila satu komputer di perusahaan terinfeksi maka seluruh komputer yang memakai jaringan yang sama akan berpotensi terinfeksi juga.

Maka pengguna harus pandai untuk check and re-check, teliti dan bersikap skeptis sampai menemukan jawaban.

Fishing pada email bila dikaitkan dengan kejadian terdahulu yaitu SMS 'Mama Minta Pulsa' yang datang dengan nomor tidak dikenal ke telepon kita.

(*)

Tag

Editor : Wahyu Subyanto