Laporan Wartawan Nextren, Wahyu Prihastomo
Nextren.com -Jadi bos dari perusahaan teknologi besar bukan berarti bisa aman dari risiko serangan digital.
Kejadian kurang mengenakkan seperti ini baru saja dialami oleh bos Twitter, Jack Dorsey.
Ironisnya, Jack Dorsey menjadi korban hacking atau peretasan akun media sosial yang dikelolannya sendiri, yaitu Twitter.
Kemarin (30/8/2019), akun Twitter si bos Twitter ini diretas dan mencuitkan beberapa cuitan yang bernada rasial dan kasar.
Akun pribadinya dengan username @Jack Jumat malam menuliskan beberapa pernyataan. Salah satunya keberadaan bom di kantor pusat Twitter.
Tercatat ada tigatweet yang muncul dengan hashtag #ChucklingSquad.
Baca Juga: Bertemu CEO Twitter, Donald Trump Mengeluh Followersnya Berkurang
Chuckling Squad disinyalir sebagai kelompok yang bertanggung jawab dalam peretasan ini.
Beberapa status lain yang sempat muncul juga menuliskan beberapa topik yang berisikan seputar rasial, termasuk tentang kasus Holocaust puluhan tahun lalu.
Menariknya, dari hasil screenshot yang didapat, terlihat kalau peretasan ini dilakukan dengan menggunakan aplikasi Cloudhopper.
Baca Juga: Menanti Fitur Edit Hadir di Twitter? CEO Twitter Anggap Bukan Prioritas
Sebuah aplikasi pihak ketiga yang sudah diakuisisi oleh Twitter sekitar 10 tahun yang lalu.
Sedikit gambaran soal aplikasi Cloudhopper. Aplikasi ini dilirik Twitter karena punya fitur yang cukup unik.
Yaitu bisa mengirimkan tweet cukup lewat SMS.
Kejadian ini tentunya menggemparkan jagad Twitter.
Banyak pengguna Twitter yang menjadi ragu dengan sistem keamanan yang digunakan Twitter.
Apalagi setelah melihat akun bos medsos itu sendiri bisa diretas.
Setelah kejadian ini Twitter telah mengeluarkan klarifikasi dan mengungkapkan adanya kesalahan sistem yang menyebabkan nomor telepon dari Jack Dorsey berhasil disalahgunakan dan kemudian disambungkan dengan aplikasi Cloudhopper.
Twitter sendiri memang punya kebijakan keamanan sendiri. Salah satunya adalah mengeluarkan anjuran untuk mengganti password secara berkala.
Sistem Twitter akan memaksa kalian untuk mengganti password setelah beberapa waktu tertentu.
Baca Juga: Bos Twitter Ternyata Cuma Digaji Rp 20 Ribu Setahun, di Bawah UMR Nih
(*)