Laporan wartawan Nextren, Nicolaus Prama
Nextren.com – Senin, 21 Mei 2019 kemarin ilmuwan Blockchain, Craig S. Wright mengajukan hak paten Bitcoin pada otoritas hak paten Amerika Serikat dengan menggunakan nama Satoshi Nakamoto.
Namun U.S. Copyright Office menyatakan bahwa meski Bitcoin akan mendapat hak paten, tetapi tidak serta merta mengakui Craig Wright sebagai Satoshi Nakamoto.
Hal ini disampaikan dalam press release yang dikeluarkan oleh otoritas terkait di laman copyright.gov.
Baca Juga: Pencipta Bitcoin Tak Jelas, Craig S. Wright Terus Mengklaimnya Meski Ditolak
Hal ini menjadi aturan umum bahwa otoritas hanya mengakui dan memberi sertifikat pada teknologi tersebut, tetapi tidak melakukan penyelidikan pada pembuatnya.
Dengan pernyataan tersebut, maka meski Bitcoin akan diakui tetapi Craig tidak akan diakui sebagai pencipta Bitcoin.
Majunya Craig Wright membawa Whitepaper Bitcoin ke U.S. Copyright Office cukup mengejutkan banyak pihak mengingat tuduhan sebagai Satoshi palsu pada Craig.
Meski demikian, langkah membawa Bitcoin pada otortias hak paten tersebut perlu diapresiasi karena semakin mendekatkan teknologi Blockchain, terutama Bitcoin pada ranah legal.
Imbas dari usaha Craig ini, mata uang Crypto yang didirikannya, Bitcoin SV, Selasa, (22/5/2019) kemarin mengalami pelonjakan harga hingga hampir 70 persen.
Baca Juga: Smartphone Low Cost HTC Terbaru Mampu Menjalankan Bitcoin Node
Hingga hari ini, Bitcoin SV masih mencatatkan nilai yang stabil pasca kenaikan signifikan.
Ilmuwan Blockchain asal Australia ini telah berkali-kali mengumumkan bahwa dirinya adalah Satoshi Nakamoto.
Namun, beberapa tokoh Cryptocurrency dunia seperti pendiri Binance, Changpeng Zhao menolak untuk mengakui Craig sebagai Satoshi Nakamoto.
Bahkan, ia menghapus Bitcoin SV dari daftar mata uang Crypto yang diperdagangkan di Binance.
Beberapa bukti yang ditunjukkan oleh Craig Wright juga belum mampu membuktikan ucapannya.
Menurutmu, siapa Satoshi Nakamoto sebenarnya?
(*)