Salah Satu Desa di Aceh Terbitkan Larangan Penggunaan Wifi, Kok Bisa?

Minggu, 25 November 2018 | 19:02
Pxhere

Ilustrasi Hape Tersambung Wifi

Laporan Wartawan NexTren, Rezky Amaliah

NexTren.com - Salah satu desa di Provinsi Aceh terbitkan larangan untuk pemakaian wifi.

Penggunaan wifi disinyalir banyak disalahgunakan oleh para anak usia pelajar di desa tersebut.

Desa yang menerbitkan larangan penggunaan wifi ini adalah Curee Baroh, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.

Imbauan tersebut dikeluarkan setelah melalui musyawarah bersama seluruh perangkat desa setempat yang digelar Selasa (13/11) lalu.

Baca Juga : Penemu Teknologi WiFi Ternyata Lahir dan Besar di Kota Surabaya

Dalam hasil rapat itu disebutkan, alasan pelarangan karena banyaknya jumlah warung kopi di desa setempat yang menyediakan fasilitas wifi gratis.

Hal ini memberikan dampak kepada para anak di bawah umur beramai-ramai nongkrong di warung kopi, hanya untuk menikmati wifi.

Kompas.com

Surat imbauan pemutusan jaringan wifi di Desa Curee Baroh, Aceh

“Mengingat akibat yang ditimbulkan oleh jaringan wifi yang merusak generasi muda, terutama anak-anak di bawah umur, karena wifi sekarang sudah sangat merajalela, maka dengan ini sesuai dengan hasil keputusan rapar semua pemilik jaringan wifi yang ada di Desa Curee Baroh harus dinonaktifkan/dihentikan segera,” demikian bunyi larangan tersebut.

Para anak juga diketahui mengakses berbagai konten pornografi dalam kegiatan itu.

Namun bukan berarti di seluruh Desa dilarang menggunakan wifi.

Larangan ini hanya berlaku untuk tempat umum seperti warung kopi saja.

Baca Juga : Ini Rahasia Hape Wiko Bisa Internetan Tanpa Simcard dan WiFi, Keren !

Sedangkan jika ada yang menggunakan wifi pribadi di rumah, larangan ini tidak berlaku.

Hasil temuan mengungkapkan jika banyak anak yang bolos mengaji demi menikmati wifi gratis di warung kopi.

Berdasarkan hasil penelusuran juga mendapati aktivitas para anak mengakses konten-konten pornografi.

Tapi mengingat saat ini telah memasuki era globalisasi, efektifkah untuk membatasi ruang internet publik?

Bukankah lebih baik diadakan penyuluhan dan pemahaman bagaimana cara untuk menggunakan internet dengan tetap mengutamakan kontrol diri.

Apalagi jika pelajaran tersebut ditanamkan sejak dini, jadi tidak ada lagi anak Indonesia yang gagap teknologi.

Baca Juga : Google Patenkan Teknologi Sepatu Roda untuk Digunakan Pada VR

Namun terlepas dari semua itu, apapun keputusan pemerintah di Desa Curee Baroh harus tetap dihormati.

Karena pihaknya lebih mengetahui apa yang terbaik untuk para warganya.(*)

Tag

Editor : Kama